contoh MC(Master of Ceremony) bahasa inggris

EXAMPLE OF MC (MASTER OF CEREMONY) Contoh  MC Bahasa Inggris

  • Excellency MR Ryan as the director of VOC English course
  • Honorable all tutor of VOC English course
  • Unforgottable all of my friends, the member of Voc weekly meeteng program who I love

Dear Happy brother and sisters,

FIRSTLY, in the  name of allah the most gracious the most merciful, there is no beautiful sentence to speak expect thank unto our god, allah swt because of his guidance and his love, in his love in this time, we all can gather and attend in this  nice meeting without any obstacles.

SECONDLY, may sholawat and salam be accepted by our one massager nabi Muhammad saw, who has guided as from the darkness to the brightness, namely islam religion

  • Happy Audience,

Now iam (anfa) as MC standing  front of you all, I am going to read the agendas of this meeting

  • ® The first agenda is opening
  • ® The second agenda is reciting of holy quran, followed by English and Indonesian translation
  • ® Some speeches by some speakers will be the third agenda
  • ® The fourth agenda is…..
  • ® And the last agenda is closing
  • Dear ladies and gantelment,
  • Before steping to the next agenda, lets open our meeting by reading basmallah together , ALfatihah…
  • Thank you and now , the following agenda is reciting holy quran it will be red by…..while English translation by mr/mrs……and Indonesian translation by mr/mrs…

(time is yours)

Thank you, may w e all get syafaat in this life and  here after.amiin

Ok brother and sisters,

  • The next agenda is giving speech by some speakers, For the first speaker , lets welcome to mr/mrs…by the title….(the golden time is yours)

Thank you very much, may your speech be useful for us

Happy Audience,the next agenda is correction from tutor, please to ms/mrs……(the golden time is yours)….thank you for your correction, may we not repeat those mistakes anymore.

Dear Brother and sister, now we are coming to the last agenda,that is “closing”,but before closing this program, I am as MC, I do apologize if I have many mistakes during handling you in this program. Lets close our program by reciting hamdalah together. Thank you for joining this meeting  may god bless us forever and the last I say…. Wassalam.

Standard

E-jURNAL; pengaruh perputaran kas, piutang dan persediaan terhadap ROI

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RETURN ON INVESTMENT PADA PERUSAHAAN SEKTOR SUMBER DAYA ALAM YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2014

Zunrotun Anfa
Manajemen-S1, Fakultas Ekonomi & Bisnis
Universitas Dian Nuswantoro Semarang
URL : http://dinus.ac.id
Email :211201202582@mhs.dinus.ac.id
ABSTRACT
Management of the company in the demand for the company to manage the resources effectively and efficiently, and can take the right decisions thus increasing the profitability of the company. To achieve these objectives management needed perputararan management of working capital, cash, accounts receivable and inventory. The purpose of this study was to determine the effect of working capital turnover, turnover of cash, accounts receivable turnover and inventory turnover on the return on investment (ROI) on the natural resources sector. This study uses secondary data, the population of this study is the natural resource sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange 2010-2014. Statistical method used is multiple linear regression analysis and data analysis methods used to use the classic assumption test. Based on the partial test results, working capital turnover has no effect on ROI, cash turnover did not affect the ROI, while receivables turnover positive effect on ROI and inventory turnover has no effect on ROI. The results showed that the variables simultaneously working capital turnover, turnover of cash, accounts receivable and inventory turnover jointly affect the ROI.

Keywords: working capital turnover, turnover of cash, accounts receivable turnover, turnover perediaan and ROI
ABSTRAK
Manajemen perusahaan di tuntut untuk dapat mengelola sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien, serta dapat mengambil keputusan yang tepat sehingga meningkatkan profitabilitas perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan pengelolaan manajemen modal kerja yaitu kas, piutang dan persediaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap return on investment (ROI) pada sektor sumber daya alam.
Penelitian ini menggunakan data sekunder, populasi penelitian ini adalah perusahaan sektor sumber daya alam yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. Metode statistic yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan metode analisis data yang digunakan menggunakan uji asumsi klasik.
Berdasarkan dari hasil uji parsial, perputaran kas tidak berpengaruh terhadap ROI, sedangkan perputaran piutang berpengaruh positif terhadap ROI dan perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap ROI. Hasil secara simultan menunjukkan bahwa variabel perputaran kas, perputaran piutang dan persediaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap ROI
Kata kunci : perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan dan return on investment
PENDAHULUAN
Secara umum tujuan suatu perusahaan adalah meningkatkan laba yang maksimal agar kelangsungan hidup usahanya terjamin dan dapat mengembangkan usahanya. Dalam persaingan yang ketat di pasar bebas, semakin dirasakan berat oleh perusahaan-perusahaan industri untuk dapat memasarkan hasil produksinya dan mendapat pasar yang tetap di masyarakat (Verawati,2014). Untuk itu manajemen perusahaan di tuntut untuk dapat mengelola sumber daya yang efektif dan efisien, serta dapat mengambil keputusan yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan (Sari dkk,2015). Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan membutuhkan dana baik untuk aktivitas dan pembiayaan kegiatan operasional sehari hari maupun untuk membiayai investasi jangka panjangnya. Dana yang digunakan untuk operasional sehari-hari di sebut modal kerja (Rahayu dan Susilowibowo.2014)
modal kerja menjadi faktor penentu berjalanya kegiatan operasi perusahaan yang secara langsung berpengaruh terhadap laba perusahaan. Modal kerja digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan seperti membayar gaji karyawan, pemeliharaan dan perawatan asset, pembayaran listrik dan sebagainya. Pengelolaan modal kerja yang efektif dan efisien akan mengahasilkan keuntungan yang berkelanjutan, sedangkan kesalahan dalam pengolaanya akan berakibat pada turunya profitabilitas perusahaan (Susanto dkk, 2014).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan return on investment (ROI). Alasan melilih ROI, karena ROI salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang di tanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Menurut (Kasmir, 2008) ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil return atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.
Para manajer meyakini ROI karena ROI memperhatikan baik-baik besaran investasi maupun kegiatan yang menghasilkan labanya. Kemampuan manajer dalam mengelola aset dalam investasi yang akan menghasilkan laba bagi perusahaan mempunyai peran penting terhadap kinerja perusahaan untuk meningkatkan labanya, ROI juga merupakan salah satu jenis rasio profitabilitas yang mengukur suatu tingkat keuntungan perusahaan dari jumlah investasi para shareholders perusahaan. sehingga rasio ROI dapat dijadikan indikator dalam menilai kinerja suatu perusahaan dalam hal ini untuk menilai pengaruhnya terhadap nilai perusahaan yang tercermin pada harga saham.Tingkat profitabilitas yang tinggi menyebabkan adanya tingkat pengembalian yang tinggi bagi para investor (Nuraini, 2010).
Investor juga turut berkepentingan terhadap besarnya tingkat ROI dalam berinvestasi karena dengan melihat rasio return on investment maka akan terlihat kinerja perusahaan. Semakin tinggi ROI yang semakin tinggi menandakan semakin baik kinerja perusahaan. Apabila kinerjanya baik dan menghasilkan laba bersih yang tinggi atas penggunaan total asset perusahaan secara optimal maka dapat mempengaruhi nilai dari perusahaan (Priainah dan Kusuma, 2012).
Dalam penelitian ini peneliti mengambil sektor sumber daya alam karena Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang besar terutama sektor pertanian atau kelautan, kehutanan, dan pertambangan. Namun Indonesia kehilangan peluang dalam mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Sumber daya alam tidak mampu dikelola sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat (sindonews.com).
Untuk itu perusahaan sektor sumber daya alam harus mampu mengoptimalkan manajemen modal kerja agar operasional perusahaan berjalan dengan lancar, karena semakin tinggi tingkat perputaran modal kerja suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap pengembalian modal kerja atau akan meningkatkan profitabilitas (ROI) (Verawati,2014). Berikut gambar perbandingan rata-rata ROI di berbagai sektor yaitu sektor Sumber Daya Alam, Manufaktur dan sektor Jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014:

Gambar 1
Perbandingan rata-rata ROI di berbagai Sektor Industri
Sumber: ICMD 2010-2014, data diolah
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa kondisi ROI sektor Manufaktur yang terdaftar di BEI paling stabil di bandingkan dengan sektor SDA dan sektor Jasa. Di sektor Jasa kondisi ROI pun stabil di bawah sektor manufaktur. Namun berbeda dengan sektor SDA yang mengalami penurusan drastis dii tahun 2011- 2012 bahkan hampir tidak terlihat di tahun 2013. Kondisi ini menunjukkan bahwa ROI perusahaan sektor SDA paling bermasalah. Kondisi seperti ini dapat mempengaruhi operasional perusahaan pada sektor Sumber Daya Alam. Diperlukan modal kerja yang efektif dan efisien agar perusahaan sektor sumber daya alam dapat terus beroperasi.
Untuk itu perusahaan sektor sumber daya alam harus mampu mengoptimalkan manajemen modal kerja agar operasional perusahaan berjalan dengan lancar, karena semakin tinggi tingkat perputaran modal kerja suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap pengembalian modal kerja atau akan meningkatkan profitabilitas (ROI) (Verawati,2014). Salah satu faktor yang mempengaruhi ROI adalah perputaran modal kerja. Karena semakin tinggi perputaran modal kerja suatu perusahaan berarti modal kerja yang disediakan oleh perusahaan telah efisien. Dengan tingginya perputaran modal kerja tersebut membuat keuntungan yang diperoleh perusahaan tinggi. Adanya keuntungan yang tinggi menyebebkan profitabilitas perusahaan naik ( Nawalani dan Lestari, 2015). Tingkat profitabilitas yang tinggi menyebabkan adanya tingkat pengembalian yang tinggi bagi para investor (Nuraini, 2010).
Investor juga turut berkepentingan terhadap besarnya tingkat ROI dalam berinvestasi karena dengan melihat rasio return on investment maka akan terlihat kinerja perusahaan. Semakin tinggi ROI yang semakin tinggi menandakan semakin baik kinerja perusahaan. Apabila kinerjanya baik dan menghasilkan laba bersih yang tinggi atas penggunaan total asset perusahaan secara optimal maka dapat mempengaruhi nilai dari perusahaan (Priainah dan Kusuma, 2012).
Elemen-elemen perputaran modal kerja yang terdiri dari kas, piutang, persediaan yang merupakan elemen dari aktiva lancar. Untuk itu rasio keuangan yang digunakan untuk melihat tingkat ROI dalam penelitian ini adalah rasio perputaran modal kerja, rasio perputaran kas, rasio perputaran piutang dan rasio perputaran persediaan.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merasa perlu melakukan penelitian ini dengan vareabel variabel berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, harapan peneliti atas hasil penelitian ini berguna bagi para manajer keuangan dan calon investor yang ingin berinvestasi di perusahaan sektor SDA. Sumber daya alam yang melimpah, masyarakat Indonesia yang konsumtif dan kondisi ekonomi yang stabil menjadi faktor utama penarik investor (www.metrotvnews.com). Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persedian terhadap Return On Investment pada Sektor Sumber Daya Alam yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014”.
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Modal kerja
Menurut ( Atmaja, 1994) modal adalah dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan. Modal terdiri dari item-item yang ada disisi kanan suatu neraca, yaitu: hutang, saham biasa, saham prefer dan laba di tahan.
Manajemen modal kerja berkepentingan terhadap keputusan investasi pada aktiva lancar dan utang lancar terutama mengenai bagaimana menggunakan dan komposisi keduanya akan mempengaruhi resiko. tetapi penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya jumlah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan. Misalnya penggunaan aktiva lancar untuk melunasi atau membayar hutang lancar, maka penggunaan aktiva lancar ini tidak mengakibatkan penurunan jumlah modal kerja karena penurunan aktiva lancar tersebut diikuti atau diimbangi dengan penurunan hutang lancar dalam jumlah yang sama.
Modal kerja diperlukan perusahaan untuk membiayai kegiatan operasinya (Sartono, 1990). Menurut (Weston & Brighman, 1994) mendefinisikan modal kerja (working capital) sebagai investasi perusahaan di dalam aktiva jangka pendek kas, sekuritas (surat-surat berharga), piutang dagang dan persediaan. Definisi modal kerja menurut (Kasmir, 2008) modal kerja adalah modal yang digunakan untuk pembiayaan jangka pendek seperti pembelian bahan baku, membayar gaji dan upah dan biaya operasional lainya. Sedangkan menurut (Riyanto, 2013) modal kerja adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan modal kerja adalah keseluruhan pembiayaan kegiatan operasional perusahaan dalam harta jangka pendek.
Komponen Modal Kerja
Modal kerja yang dibahas disini adalah modal kerja dalam konsep kuantitatif, yaitu modal kerja neto net working capital, yang merupakan perbedaan nilai uang antara aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek (Horne & john m wachowicz, JR, 2005). Menurut (Munawir, 2010) komponen modal kerja mencakup aktiva lancar dan hutang lancar.
a.Aktiva Lancar
Penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya jumlah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan. Misalnya penggunaan aktiva lancar untuk melunasi atau membayar hutang lancar, maka penggunaan aktiva lancar ini tidak mengakibatkan penurunan jumlah modal kerja karena penurunan aktiva lancar tersebut diikuti atau diimbangi dengan penurunan hutang lancar dalam jumlah yang sama.

Aktiva lancar menurut (Husnan & Pudjiastuti, 2006 ) adalah aktiva yang diharapkan berubah menjadi kas dalam jangka waktu singkat (biasanya kurang dari satu tahun). Sedangkan aktiva lancar menurut (Munawir 2010;14) adalah uang kas dan aktiva lainya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau di consumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal.
Hutang Lancar
Hutang lancar menurut (Kasmir, 2008) merupakan kewajiban atau utang perusahaan kepada pihak lain yang harus segera dibayar. Jangka waktu hutang lancar maksimal satu tahun. Sedangkan menurut (Munawir, 2010) hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasanya atau pembayaranya akan dilakukan dalam jangaka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
Perputaran kas
Kas digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi sumber dan penggunaan dana. Arus kas menyediakan pandangan tentang bagaimana perusahaan memperoleh pendanaannya dan menggunakan sumber dananya (J Wild et.al, 2005). Kas juga merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang ada dalam perusahaan berarti makin tinggi tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan mempunyai risiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Tetapi ini tidak berarti bahwa perusahaan harus berusaha untuk mempertahankan persediaan kas yang lebih besar, karena semakin besar kas berarti makin banyak uang yang akan menganggur sehingga akan memperkecil profitabilitasnya (Riyanto, 2013). Kas menurut (Munawir, 2010) adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan.Termasuk dalam pengertian kas adalah check yang diterima dari para langganan dan simpanan perusahaan di Bank dalam bentuk giro atau demand deposit.

Perputaran Piutang
Pengertian piutang menurut (Kasmir, 2008) adalah merupakan tagihan perusahaan kepada pihak lainnya yang memiliki jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Menurut (Riyanto, 2013) Piutang merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar terus-menerus dalam rantai perputaran modal kerja, yaitu: kas-inventory-piutang-kas. Dalam keadaan yang normal dan dimana penjualan pada umumnya dilakukan dengan kredit, piutang mempunyai tingkat likuiditas yang lebih tinggi daripada inventory, karena perputaran dari piutang ke kas membutuhkan satu langkah saja. Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual produknya dengan kredit.
Manajemen piutang terutama menyangkut masalah pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang, dan evaluasi terhadap politik kredit yang dijalankan oleh perusahaan. Perputaran piutang juga di gunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik. Sebaliknya jika rasio semakin rendah ada over investment dalam piutang. Hal yang jelas adalah rasio perputaran piutang memberikan pemahaman tentang kualitas piutang dan kesuksesan penagihan piutang (Kasmir, 2008).

Perputaran Persediaan

Persediaan menurut (Kasmir, 2008) merupakan sejumlah barang yang disimpan oleh perusahaan dalam suatu tempat (gudang). Persediaan merupakan cadangan perusahaan untuk proses produksi atau penjualan pada saat dibutuhkan. Elemen utama dari modal kerja ini merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, di mana secara terus menerus mengalami perubahan (Riyanto, 2013). Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam satu periode.
Persediaan merupakan salah satu unsur yang penting dalam perusahaan karena jumlah persediaan akan mempengaruhi kelancaran produksi serta efisiensi dan efektifitas perusahaan. Apabila investasi dalam persediaan terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, besar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunya kualitas, keusangan sehingga semuanya ini akan memperkecil keuntungan perusahaan. Sebaliknya apabila investasi terlalu kecil dalam inventory akan mempunyai efek yang menekan keuntungan juga, karena kekurangan material, perusahaan tidak dapat bekerja dengan luas produksi yang optimal.

METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut (Sugiyono, 2011). Kesimpulanya, penelitian ini menguji dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On Investment.
Variabel independen atau variable bebas adalah variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011).

Definisi Operasional

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini Return oninvestment sebagai variabel dependen sedangkan variabel independen terdiri dari perputaran kas (cash turnover), perputaran piutang (receivable turnover), dan perputaran persediaan (inventory turnover).Berikut penjelasan masing-masing variabel:

1.Return on investment
Return On Investment merupakan rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Return on investment dapat dirumuskan sebagai berikut (Fahmi, 2012):
ROI= (Earning after Tax (EAT))/(Total Asset)

2. Perputaran Kas
Perbandingan antara penjualan dengan dengan jumlah kas rata-rata menggambarkan tingkat perputaran kas (Riyanto,2013). Perputaran kas dapat dirumuskan sebagai berikut (Kasmir, 2008):
Perputaran kas =(Penjualan bersih)/(Modal kerja bersih)
3.Perputaran Piutang
Perputaran piutang merupakan tagihan perusahaan kepada pihak lainya yang memiliki jangka waktu tidak lebih dari satu tahun (Kasmir,2008). Perputaran piutang dapat di rumuskan sebagai berikut (Riyanto, 2013):
Receivable turnover = (Net Credit Sales)/(Average Receivable)
4.Perputaran persediaan
Perputaran persediaan mengindikasi efisien perusahaan dalam memproses dan mengelola persediaanya. Rasio ini menunjukkan beberapa kali persediaan barng dagang diganti/diputar dalam satu periode (Murhadi,2013). Untuk mengukur efisiensi persediaan perlu diketahui perputaran persediaan yang

Alat Analisis
Uji Asumsi Klasik
uji asumsi klasik digunakan karena penelitian ini menggunakan data sekunder yang meliputi uji multikolonieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, uji normalisasi, uji linearitas.
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan independen (Ghozali, 2011). Berikut bentuk model menurut (Sugiyono, 2011) yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
Y = a + b_1 X_1 +b_2 X_2 + b_3 X_3 + e
Uji Hipotesis
Uji Simultan (F)
Uji F digunakan untuk membuktikan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat (Ghozali, 2011). Uji ini dapat di ketahui dengan melihat F hitung dan F tabel dengan ketentuan :
Apabila nilai statistik F hitung F table , maka F ditolak.

Uji Parsial (t)
Uji t digunakan untuk membuktikan apakah variabel independen secara individu mempengaruhi variabel dependen (Widarjono, 2010). Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.Uji ini dapat diketahui dengan ketentuan:
Bila t hitung > t table, maka , maka menolak Ho dan Ha diterima, berari ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Bila t hitung < t table, maka menerima Ho dan Ha ditolak, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Tabel 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Dari hasil uji statistik deskriptif pada tabel 1, didapatkan informasi sebagai berikut:
Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif, rata-rata perputaran kas sebesar 1,07, nilai minimum sebesar -256 yang dimiliki oleh perusahaan Bayan Resources Tbk 2010, dan nilai maksimum sebesar 284 yang dimiliki oleh perusahaan Bumi Resources Tbk pada tahun 2010, sedangkan standar deviasi sebesar 43,05 lebih tinggi dari nilai mean sebesar 1,07 dapat dikatakan nilai perputaran kas terjadi fluktuasi data.
Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif, rata-rata nilai perputaran piutang sebesar 34,49, nilai minimum perputaran piutang sebesar 0,00 yang dimilikin oleh perusahaan J Resources Asia Pasifik Tbk tahun 2014 dan nilai maksimum sebesar 878 yang dimiliki oleh perusahaan Astra Agro Lestari Tbk tahun 2014, sedangkan standar deviasi sebesar 109,88 lebih tinggi dari mean sebesar 34,49 ini berarti nilai perputaran piutang terjadi fluktuasi data.
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif, rata-rata nilai perputaran persediaan sebesar 9,21, nilai minimum perputaran persediaan sebesar 0.00 yang dimiliki oleh perusahaan Dharma Samudra Fishing Tbk 2010 sedangkan nilai maksimum sebesar 77 yang diliki oleh perusahaan amaitra Infestindo Tbk 2010, sedangkan nilai standar deviasi sebesar 13,31 lebih besar dari mean sebesar 9,21 yang menunjukkan bahwa simpangan perputaran persediaan terjadi fluktuasi data.
Berdasarkan dari hasil uji statistik deskriptif, rata-rata nilai ROI sebesar 3,71 sedangkan nilai minimum ROI sebesar -8 yang dimiliki oleh perusahaan Central Proteina Prima Tbk 2011 dan nilai maksimum sebesar 23 yang dimiliki oleh perusahaan Astra Agro Lestari Tbk tahu 2010. Untuk nilai standar deviasi sebesar 6,24 lebih besar dari mean sebesar 3,71 dapat dikatakan bahwa simpangan perputaran ROI terjadi fluktuasi data.
Uji Asumsi Klasil
1 Uji Normalitas
Tabel 2. Uji Normalitas Zkewness dan Kurtosis

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai Zskeweness dari unstandardized rasidual sebesar 0,776 dan nilai Zkurtosis sebesar -0,502 berdasarkan nilai kritisnya 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data residual terjadi secara random atau tidak terjadi autokorelasi antara nilai residual.

3. Uji Multikolinearitas

Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas

Berdasarkan tabel diatas dapat diinformasikan bahwa masing-masing variabel independen tolerance > 0,10 dan VIF 0,05, nilai variabel perputaran piutang sebesar 0,081 > 0,05 dan nilai variabel perputaran persediaan sebesar 0,128 >0,05, Maka dapat disimpulkan bahwa model bebas dari gejala heteroskedastisitas. Untuk menjamin keakuratan hasil untuk menguji adanya heteroskedastisitas maka dapat dilihat gambar scatterplot dibawah ini:

Gambar 2 Uji Heteroskedastisitas

Gambar 2 terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis nol pada sumbu vertikal dan tidak membentuk pola tertentu atau acak sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi adanya gejala heteroskedastisitas.Untuk meyakinkanada tidaknya gejala heteroskedastisitas, maka dilakukan uji glejser.

Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 6. Uji Regresi Berganda

Berdasarkan tabel 4.10, maka persamaan regrsi penelitian ini adalah:
ROI = 2,722 – 0,016Kas + 0,022Piutang + 0,028 Persediaan + e
Konstanta (a) sebesar 2,722 menyatakan bahwa variabel ROI mengalami perubahan sebesar 2,722 dengan asumsi bahwa seluruh variabel bebas yaitu perputaran kas (X1), perputaran piutang (X2) dan perputaran persediaan (X3) dianggap konstan.
Koefisien regresi perputaran kas (X2) sebesar -0,016 yang bernilai negatif. Hal ini berarti bahwa jika variabel perputaran kas (X2) meningkat satu satuan maka diperkirakan ROI (Y) menurun sebesar 0,016 satuan.
Koefisien regresi perputaran piutang (X3) sebesar 0,024 yang bernilai positif. Hal ini berarti jika variabel perputaran piutang (X3) mengalami meningkat satu satuan maka diperkirakan ROI meningkat sebesar 0,024 satuan.
Koefisien regresi perputaran persediaan (X3) sebesar 0,028 yang bernilai positif. Hal ini berarti jika variabel perputaran persediaan (X3) mengalami peningkatan satu satan, maka diperkirakan ROI (Y) mengalami penurunan sebesar 0,028 satuan.

Uji Hipotesis
Uji Simultan F
Tabel 7. Uji F

Untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam penggunaan modal kerjanya dalam menghasilkan laba, maka dapat diketahui sejauh mana rasio perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan itu berputar dalam satu periode. Artinya jika rasio perputaran modal kerja dalam perusahaan yang bersangkutan rendah kemungkinan disebabkan rendahnya rasio perputaran persediaan atau piutang ataupun saldo kas yang berlebihan (Kasmir,2008). Perputaran modal kerja yaitu kas-inventory-piutang dan menjadi kas kembali.
Modal kerja akan efektif jika suatu perusahaan mampu mengelola kas, piutang dan persediaannya dengan baik. Dimana kas sebaiknya harus dipertahankan dengan besarnya jumlah aktiva lancar dan hutang lancarnya. Semakin tinggi perputaran ini berarti semakin baik, karena perusahaan yang bersangkutan efisien dalam penggunaan kasnya. Piutang dalam perusahaan sebagai akibat dalam penjualan kredit, perusahaan dikatakan efektif dalam penggunaan piutangnya jika perusahaan tersebut mampu melakukan penjualan secara kredit dengan penagihan piutang sesuai jangka waktu yang telah ditentukan, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik berarti semakin cepat dana yang diinvestasikan pada piutang dapat ditagih menjadi uang tunai.Dalam investasi persediaan merupakan pembelanjaan aktif, dimana persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barangpersediaan diganti dalam satu tahun, semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik bagi yang menunjukkan perusahaan bekerja secara efisien dan produktif.
Uji simultan pada tabel ANOVA dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap ROI. Hal ini dapat dibuktikan nilai F sebesar 7,766 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi yang digunakan yaitu 0,05. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa secara bersama sama yaitu variabel perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh terhadap ROI.

Uji Parsial
Tabel 8. Uji t

Berdasarkan hasil output diperoleh nilai koefisien variabel perputaran kas sebesar -0,016 dengan nilai signifikansi sebesar 0,184 > 0,05 sehingga Ho diterima dan Ha di tolak. Maka dapat disimpulkan variabel perputaran kas tidak berpengaruh terhadap return on investment pada perusahaan sektor sumber daya alam yang terdaftar di BEI. Penelitian ini sejalan dengan Nawalani dan Lestari (2015) yang menyebutkan bahwa perputaran kas tidak berpengaruh positif signifikan terhadap return on investment. Studi empiris dalam penelitian ini tidak berpengaruh positif karena semakin cepat jangka waktu penerimaan penjualan secara kredit membuat perputaran kas semakin cepat. Hal ini membuat perusahaan tidak mampu meningkatkan penjualan secara signifikan sehingga profitabilitas menurun. Adanya ketidak signifikan dalam penelitian ini dikarenakan perusahaan memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi namun tidak diikuti dengan tingginya return on investment pada perusahaan tersebut.
Hasil uji parsial pada variabel perputaran piutang sebesar 0,022 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 0,05. Dan dapat disimpulkan bahwa variabel perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap ROI pada perusahaan sektor Sumber Daya Alam yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014.Hasil penelitian ini sejalan dengan Sari dkk (2015) bahwa perputaran persediaan tidak berpengaruh positif terhadap return on investment. Studi empiris memberi arti bahwa perputaran persediaan tidak berpengaruh positif karena jika semakin pendek jangka waktu pemberian kebijakan penjualan secara kredit membuat perputaran persediaan akan semakin cepat hal ini menyebabkan tingkat penjualan tidak mampu meningkat secara signifikan yang menyebabkan profitabilitas perusahaan akan menurun sehingga kas yang akan diterima juga akan rendah. Lambatnya perputaran persediaan menyebabkan kas yang akan diterima perusahaan juga rendah dan menyebabkan perusahaan menanggung biaya pemeliharaan, biaya penyimpanan dan biaya perawatan digudang, serta mengurangi terjadinya kerugian atas kerusakan pada barang persediaan. Ketidaksignifikan dalam penelitian ini dikarenakan perputaran persediaan belum mampu memberi pengaruh terhadap return on investment sehingga tingkat perputaran persediaan pada perusahaan tersebut tinggi namun tidak diikuti oleh profitabilitas yang tinggi pula.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Penelitian bertujuan untuk meneliti Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Return On Investment pada Perusahaan Sektor Sumber Daya Alam yang Terdaftar di BEI tahun 2010-2014.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui tahap pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan interpensi, hasil analisis mengenai pengaru, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Return On Investment pada Perusahaan Sektor Sumber Daya Alam, dengan menggunakan data yang terdistribusi normal, bebas autokorelasi, tidak terdapat multikolinearitas, dan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas, maka dihasilkan kesimpulan sebagai berikut:
Perputaran Kas tidak berpengaruh terhadap return on investment pada perusahaan sektor Sumber Daya Alam yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014.
Terdapat pengaruh positif signifikan antara Perputaran Piutang terhadap return on investment pada perusahaan sektor Sumber Daya Alam yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014
Perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap return on investment pada perusahaan sektor Sumber Daya Alam yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka saran penulis hendaknya sebagai berikut:
Bagi Investor
Untuk investor yang telah menanamkan modalnya hendaknya selalu mengevaluasi dan memantau seberapa baik tingkat profitabilitas perusahaan tersebut dari tahun ke tahun untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam berinvestasi. Dan untuk calon investor yang akan menanamkan modalnya hendaknya melihat dan meninjau kondisi perusahaan dengan melihat tingkat profitabilitas yang dihitung dengan rasio return on investment.
Bagi Perusahaan
Bagi Perusahaan/emiten sebagai penyedia informasi yang lengkap dan jelas agar mengurangi informasi asimetri dan sebagai sumber informasi laporan keuangan oleh pihak eksternal maupun investor. Selain itu manajemen perusahaan sebaiknya mengelola kas, piutang dan persediaanya secara efektif dan efisien sehingga dapat memiliki profitabilitas yang diharapkan dan dapat memaksimalkan laba.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian berikutnya jika melakukan penelitian yang sejenis diharapkan menambah rasio-rasio lain sehingga manajemen bisa mengambil kebijakan modal kerja sehingga profitabilitas perusahaan tetap terjaga serta menambah jumlah sampel dari berbagai sektor perusahaan yang random sehingga jumlah sampel perusahaan tidak terbatas.

Daftar Pustaka
Admaja, L. S. (1994). Mnajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi Offset.
Ambarwati. (2010). Manajemen Keuangan Lanjut. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Candraeni dkk.2013.Pengaruh Receivable Turnover, Debt to Equity Ratio,Equity to Total Assets Ratio pada Return On Investment. Vol 5 N0 1.
Fahmi, I. (2012). Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Jakarta.
Ghozali, I. (2011). aplikasi analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 21 . Semarang: Badan Penerbitb UNDIP
Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar: Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

J Fred Weston, E. F. (1994). Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.
J.Fred Weston, T. E. (1995). Manajemen Keuangan. Jakarta: Binapura Aksara.
John J. Wild, K. R. (2005). Financial Statement Analysis. Jakarta: Salemba Empat.
Kasmir, D. (2008). Analisa laporan Keuangan. Yogyakarta: PT Raja Grafindo Persada
Munawir. (2010). Analisa Laporan Keuangan. Liberty: Yogyakarta.
Mashady dkk, 2014. Pengaruh Working Capital Turnover (WCT), Current Ratio (CR),dan Debt To Total Assets (DTA) Terhadap Return On Investment (ROI). Jurnal Administrasi Bisnis Vol.7 No.1
Nuraini, 2010. Analisis Pengaruh Return On Investment, Fixed Assets Ratio, Firm
Size dan Rate Of Growth Terhadap Debt To Equity Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia. Periode 2003-2007. Tesis Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro

Priatinah dan Kusuma, 2012. Pengaruh Return On Investment (ROI), Earning Per
Share (EPS), dan Dividen Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan Yng Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2014. Jurnal Nominal Vol.1 No.1

Prakoso dkk,2014. Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Perputaran Piutang
Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Perusahaan Pembiayaan Listing di BEI Periode 2009-2013. Jurnal Administrasi Bisnis Vol.15 No 1

Putri dan Musmini, 2013. Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas pada PT.
Tirta Mumbul Jaya Abadi Singaraja Periode 2008-2012. Jurnal Akuntansi Profesi Vol. 3 No.2

Riduwan. (2010). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung Alfabeta.
Shafwati, 2015. Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Industri Pulp and Baverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jom FISIP Vol.2 No.2
Sartono, A. (1990). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.
Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Supriyadi dan Fazriani, 2011, Pengaruh Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas
dan Profitabilitas Study Kasus pada PT Timah,tbk dan PT Antam tbk, Jurnal Ilmiah Ranggading. Vol 11 No 1.
Susanto dkk, 2014. Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan
Asuransi Yang Terdaftar DI BEI. Jurnal EMBA Vol 2 No 4

Verawati, 2014. Pengaruh Perputaran Modal Kerja, perputaran Piutang, dan
Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas PerusahaanTekstil. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.3 No.9

Waryati, 2010.Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Rasio Hutang Terhadap Return On Investment Pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol.1 No.2

Widarjono, A. (2010). Analisis Statistika Multivariate Terapan. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen.

Wibowo dan Wartini, 2012. Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas dan Levarage Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Dinamika Manajemen Vol.3 No 1, p.49-58

Standard

PURA GROUP SWOT ANALYSIS,(SWOT, SPACE,QSPM)..Its my mind :D

SWOT PURA GROUP

Strenght (Kekuatan)

Internal perusahaan

Weekness(Kelemahan) internal perusahaan
1.      Perusahaan percetakan dan kertas terbesar se asia tenggara

2.      Mempunya 25 divisi dalam satu group

3.      sistem pengelolaan air limbah dan pencegah polusi udara.

4.      Mempunyai Pura Total Security System (Pura TSS) bertujuan untuk mengantisipasi tren peningkatan pemalsuan dokumen dan kemasan produk.

5.      Pura Group banyak meraih penghargaan di tingkat nasional maupun Internasional

6.      sumber energi alternatif, PURA Menawarkan Wind Power, Pembangkit listrik tenaga angin yang sesuai dengan kondisi Indonesia.

7.      Memiliki manajemen information system dalam mengembangkan infrastruktur yang ada di pura group

8.      produsen microcapsule pertama di Asia Tenggara. Microcapsule adalah bahan baku pembuat kertas tanpa karbon

9.      Membantu pemerintah dalam bidang ekonomi pencetakan uang kertas dan pembuatan SIM

10.  Keragaman Manajemen

11.  Mempunyai teknisi yang handal di bidangnya

1.adanya dugaan korupsi dan suap di antara pemerintah dan internal perusahaan

2.gagal cetak yang menyebabkan kerugian perusahaan

3.Adanya kebijakan pemerintah tentang pajak perusahaan

4.Banyaknya limbah industry pengolahan bekas kertas dan lain-lain

5.Mesin produksi yang mengalami penyusutan sehingga mempengaruhi kualitas produksi

6.Manipulasi terhadap operasional produksi

7.Banyak bahan yang mudah terbakar

8.Penggelapan barang perusahaan oleh pihak internal perusahaan

9.Rawan penyimpangan terhadap pencetakan mata uang

10.Kurangnya strategi iklan di media masa seperti televisi

Oppurtunity(Peluang) exter Treath(Ancaman) exter
1.      Kemajuan dan perkembangan teknologi meningkatkan brand produk

2.      Kebutuhan akan kebutuhan kertas yang selalu ada

3.      Kepercayaan pembuatan kertas mata uang, sim,stnk terhadap pemerintah

4.      Mengembankan Produk Enginering

5.      Dekat dengan banyak pabrik yang membutuhkan kertas

6.      Memperluas Pangsa pasar di seluruh Asia , timur Tengah, Afrika dan Eropa

7.      Mengakuisisi Produk Pesaing

8.      Mengembangkan pembangkit listrik bertenaga uap dengan sistem co-generator di seluruh Indonesia.

9.      Mengembangkan teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkan dan Gas dari hasil Pembuangan limbah.

10.  Kolaborasi Industri pengembangan inovasi dengan industry terkenal.

1.Banyaknya pesaing dalam produk sejenis

2.Rentan terhadap Kondisi Ekonomi

3.Rentan terhadap kebijakan pemerintah

4.Banyaknya subtitusi Produk

5.Banyaknya merek lain yang lebih dulu menguasai pasar

6.Isu lingkungan terhadap limbah perusahaan

7.Adanya penjahat Ciber Crime yang menyerang perangkat lunak

8.Peniruan terhadap inovasi industry

9.Krisis Financial global

10.Isu Politik yang berkaitan dengan mata uang , Pembuatan SIM dan STNK

Strategi SO Strategi WO
·         Mengembangkan dan memajukan produksi kertas di seluruh dunia (S1.O2)

·         Memperbarui inovasi engineering untuk optimalisasi limbah(S3, O4)

·         Dengan system pengolahan limbah dan gas untuk memproduksi pupuk(S3,O9)

·         Kolaborasi dengan pemerintah untuk menambah dan mengembangkan pembangkit listri tenaga angin dan mengoptimalisasikan di seluruh indonesia(S6, o3)

·         Memperluas dan menginformasikan perusahaan perusahaan lain yang membutuhkan bahan Kertas dalam produksinya (S7, O5)

·         Menambah tim penyelidik (internal perusahaan & pemerintah) pada saat produksi pembuatan kertas mata uang,STNK,SIM.(W1.O3)

·         Memperluas Iklan secara nasional maupun global (W10, O6)

·         Mendeteksi mesin agar tetap terjaga kualitasnya setiap periode waktu tertentu(W5,O1)

·         Inovasi pencegahan terhadap bencana kebakaran dan lain-lain(W7,O10)

·         Meningkatkan kepercayaan pemerintah dan kolaborasi pemerintah untuk meminimalisasi pajak (O3,W3)

Strategi ST Strategi WT
·         Mempunyai tampilan produk yang eye-catching (s11,T4)

·         Optimalisasi Pembuatan Kertas tanpa karbon untuk mengurangi limbah polusi(S8,T6)

·         Menambah teknisi di bagian Jaringan computer untuk mencegah kejahatan ciber crime (S11,T7)

·         Mempertahankan Kualitas dan mutu produk (S5,T5)

·         Mempatenkan hak cipta inovasi industry(S11,T8)

·         Menambah divisi khusus pengolahan limbah industry(W4,T6)

·         Memperketat produksi uang kertas(W9,T3)

·         Rekayasa industry terhadap mesin gagal cetak (W2,T8)

·         Memaksimalkan Laba dengan ekspansi di luar negeri (W3,T9)

·         Kerja sama dengan perusahaan sejenis (W10.T5)

 

 

 

 

 

 

Analisis SPACE

Kekuatan Financia (FS)

Inovasi produk secara berkala untuk meningkatkan laba 5
Laba setiap tahun stabil 4
Pendapatan naik setiap tahun 4
Sistem keuangan yang terkontrol di setiap divisi 5
Sisten keuangan terbuka 4
Total 22

            Rata-rata FS= 22 ÷ 5= 4.4

Keunggulan Kompetitif (CA)

Kepercayaan pemerintah untuk pembuatan uang kertas -2
Memiliki pembangkit listrik tenaga angin -2
Memiliki pura TTS,anti pemalsuan dokumen dan kemasan produk -1
Teknisi yang handal di bidangnya -3
Selalu berinovasi dalam produk dan infrastruktur -1
Total -9

            Rata-rata CA= -9 ÷ 5= -1,8

Stabilitas Lingkungan( ES)

Mengikuti arus perkembangan teknologi -3
Pengolahan Limbah menjadi pupuk -2
Permintaan akan kertas di setiap Industri besar maupun kecil -1
Produk pesaing yang lebih subtitutif -4
Isu lingkungan terhadap limbah industri -3
Total -13

Rata-rata ES= -13 ÷ 5= -2.6

Kekuatan Industri (IS)

Tidak di kendalikan oleh pemerintah 2
Peniruan terhadap teknologi industri 3
Campur tangan pemerintah atas pembuatan Uang kertas 3
Aktivitas produksi menggunakan pembangkit listrik tenaga uap industri 5
Inovasi engineering 4
Total 17

Rata-rata IS =17÷ 5= 3.4

Matriks SPACE

FS

4

3

2

1

CA                                                      0                                                          IS

-4         -3         -2         -1         0          1          2          3          4

-1

-2

-3

-4

ES

Sumbu X = CA + IS

(-1.8) + 3.4= 1.6

Sumbu Y= FS + ES

4.4 + (-2.6) =1.8

Strategi Menurut Matriks SPACE

  • Integrasi kebelakang; Mempertahankan Kualitas tanpa mengurangi standar kualifikasi operasional produksi
  • Integrasi Kedepan;Mengakuisisi perusahaan Pesaing
  • Integrasi horizontal; Mempertahankan kualitas produk dan terus berinovasi
  • Penetrasi pasar; Membaurkan iklan di media masa televise,media cetak dan lain-lain
  • Pengembangan pasar; ekspansi pasar ke luar negeri
  • Pengembangan produk; Mengubah variasi produk secara berkala
  • Diversifikasi; Pengembangan Pura Total Security System (Pura TSS) bertujuan untuk mengantisipasi tren peningkatan pemalsuan dokumen dan kemasan produk dan mempatenkan hak cipta inovasi industry.

Matriks PerencanaaN Strategis Kuantitatif (QSPM)

ALTERNATIF STRATEGI

    Mempertahankan kualitas produk dan terus berinovasi Mengubah variasi produk secara berkala
Faktor-faktor Utama Bobot AS TAS AS TAS
Peluang
Kemajuan dan perkembangan teknologi meningkatkan brand produk 0.08 3 0.24 3 0.24
Kebutuhan akan kebutuhan kertas yang selalu ada 0.11 4 0.44 4 0.44
Kepercayaan pembuatan kertas mata uang, sim,stnk terhadap pemerintah 0.05        
Mengembankan Produk Enginering 0.04        
Dekat dengan banyak pabrik yang membutuhkan kertas 0.08 4 0.32 1 0.08
Memperluas Pangsa pasar di seluruh Asia , timur Tengah, Afrika dan Eropa 0.03        
Mengakuisisi Produk Pesaing 0.01        
Mengembangkan teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkan dan Gas dari hasil Pembuangan limbah. 0.07 4 0.28 1 0.07
Mengembangkan pembangkit listrik bertenaga uap dengan sistem co-generator di seluruh Indonesia 0.02        
Kolaborasi Industri pengembangan inovasi dengan industry terkenal. 0.02        
 
Ancaman
Banyaknya pesaing dalam produk sejenis 0.11 1 0.10 3 0.3
Rentan terhadap Kondisi Ekonomi 0.03        
Rentan terhadap kebijakan pemerintah 0.02        
Banyaknya subtitusi Produk 0.04        
Banyaknya merek lain yang lebih dulu menguasai pasar 0.06 1 0.06 4 0.24
Isu lingkungan terhadap limbah perusahaan 0.03        
Adanya penjahat Ciber Crime yang menyerang perangkat lunak 0.02        
Peniruan terhadap inovasi industry 0.05 1 0.05 4 0.2
Krisis Financial global 0.06        
Isu Politik yang berkaitan dengan mata uang , Pembuatan SIM dan STNK 0.07        
Total 1.00        
Kekuatan
Perusahaan percetakan dan kertas terbesar se asia tenggara 0.10        
Mempunya 25 divisi dalam satu group 0.09        
sistem pengelolaan air limbah dan pencegah polusi udara. 0.06 4 0.24 1 0.06
Mempunyai Pura Total Security System (Pura TSS) bertujuan untuk mengantisipasi tren peningkatan pemalsuan dokumen dan kemasan produk. 0.09 1 0.09 4 0.36
Pura Group banyak meraih penghargaan di tingkat nasional maupun Internasional 0.06 2 0.12 1 0.06
sumber energi alternatif, PURA Menawarkan Wind Power, Pembangkit listrik tenaga angin yang sesuai dengan kondisi Indonesia 0.07        
Memiliki manajemen information system dalam mengembangkan infrastruktur yang ada di pura group 0.03        
produsen microcapsule pertama di Asia Tenggara. Microcapsule adalah bahan baku pembuat kertas tanpa karbon 0.07 2 0.14 1 0.07
Membantu pemerintah dalam bidang ekonomi pencetakan uang kertas dan pembuatan SIM 0.03 3 0.09 4 0.12
Keragaman Manajemen 0.02        
Mempunyai teknisi yang handal di bidangnya 0.04        
 
Kelemahan
1.adanya dugaan korupsi dan suap di antara pemerintah dan internal perusahaan

kualitas produksi

0.05 2 0.1 1 0.05
2.gagal cetak yang menyebabkan kerugian perusahaan 0.02        
3.Adanya kebijakan pemerintah tentang pajak perusahaan 0.01        
4.Banyaknya limbah industry pengolahan bekas kertas dan lain-lain 0.05 3 0.15 1 0.05
5.Mesin produksi yang mengalami penyusutan sehingga mempengaruhi 0.03        
6.Manipulasi terhadap operasional produksi 0.04        
7.Banyak bahan yang mudah terbakar 0.05 3 0.15 1 0.05
8.Penggelapan barang perusahaan oleh pihak internal perusahaan 0.02        
9.Rawan penyimpangan terhadap pencetakan mata uang 0.04 2 0.08 1 0.04
10.Kurangnya strategi iklan di media masa seperti televisi 0.03        
Total 1.00        
TOTAL     2.65   2.43

Standard

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN //”Bukanlah Akhir Globalisasi

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
11/9 BUKANLAH AKHIR GLOBALISASI
Berapa pihak termasuk seorang professor di London School of Economics menyimpulkan bahwa aksi
Teroris pada tanggal 11 September 2001, akan menandai berakhirnya globalisasi. Dasar asumsi kepercayaan ini adalah bahwa negara-negara akan membangun tembok yang akan menghalangi masuknya pihak luar. Kini, beberapa tahhun kemudian, hal seperti ini masih belum terlihat. Bahkan, yang terjadi adalah kebalikannya.
Dalam membangun subuah kasus bahwa peristiwa 11/9 merupakan sebuah pukulan bagi globalisasi, kita dapat memulai dengan observasi bahwa para teroris berasal dari belahan dunia yang paling tidak global, yang paling tertutup, dan yang paling tidak terintegrasi dengan belahan dunia yang lain- Afganistan, Pakistan, Yaman, dan Arab Saudi. Mereka merupakan produk dari belahan-belahan dunia yang belum menganut globalisasi. Pada sisi yang berlawanan adalah Cina dan India, dua negara terbesar didunia, yang mencerminkan sepertiga dari jumlah populasi dunia. Negara-negara ini telah mengambil posisi globalisasibyang kuat, yang menyadari bahwa membuka batas Negara mereka adalah cara untuk mengangkat warga negara mereka dari jurang kemiskinan.
India adalah salah satu contoh studi bagus manfaat globalisasi. Di Bangalore, Silicon Valley nya India , ribuan orang muda India telah mampu mencapai mabilitas social tanpa melalui kasta tanah, atau garis darah, namun melalui keahlian teknis yang mereka miliki. Orang-orang dewasa muda ini bekerja untuk perusahaan-perusahaan peranti lunak yang mengembangkan peranti lunak bagi organisasi-organisasi tersebut dunia.
Arti dari semua ini adalah bahwa globalisasi menciptakan generasi pemuda yang lebih tertarik untuk bergabung dalam system dunia daripada menghancurkan.
JAWABAN

Karena globalisasi adalah sebuah proses individu atau kelompok yang menghasilkan suatu pengaruh atau mendapatkan terhadap dunia,
Jadi nsuatu system informasi yang menghasilkan negara yang terpuruk menjadi bangkit kembali dalam membantu segala hal, jadi globalisasi memiliki peranan penting dalam menciptakan dan mengembangkan suatu negara yang hancur atau terkena dampak dari suatu organisasi yang tidak menganut globalisasi.

Standard

VALUE CHAIN

CONTOH RANTAI NILAI/ VALUE CHAIN
KEGIATAN PRIMER
1.Logistik ke dalam atau memasukkan bahan dalam bisnis
Penanganan material sebelum di gunakan PT Sido Muncul melakukan proses produksi nya secara terus-menerus dan selalu berkembang dari dulu sampai sekarang.Dalam membuat dan menghasilkan suatu produk,PT Sido Muncul selalu melakukan pengawasan yang ketat agar hasil yang diperoleh sempurna.

Bahan baku terdiri dari 160 jenis, sebagian besar diambil dari alam dan tergantung dari musim. Jika disatu tempat ada belum tentu ditempat lain ada dan bahkan jika ditempat itu ada akan ada kemungkinan pula hari berikutnya tempat tersebut tidak tersedia bahan baku. Bahan baku diambil dari daerah atau wilayah sekitar pabrik .Bahan baku yang diambil adalah bahan baku yang dalam kondisi kering guna penyimpanan yang lebih baik. Bahan bakupun didapat dalam rantai pasar yang panjang sehingga harus dalam kondisi kering.

Proses penyimpanan dilakukan digudang penyimpanan.Persediaan bahan baku dengan sistem FIFO , masuk pertama keluar pertama. Hal ini dilakukan agar tidak ada bahan baku yang menumpuk atau tersimpan terlalu lama yang berakibat pada rusaknya bahan baku.

2.Operasi atau mengubah bahan menjadi produk akhir.
Proses produksi jamu di PT. Sido Muncul ini yang pertama adalah penerimaan bahan baku,lalu segera dicek QC (Quality Control), setelah terbukti memenuhi standar penerimaan dan standar penggunaan kemudian bahan baku dimasukkan ke dalam gudang penyimpanan bahan baku. Bahan baku yang akan dipakai diambil dari gudang penyimpanan bahan baku kemudian disortasi, setelah disortasi kemudian bahan baku dicuci, dikeringkan, digiling, baru kemudian dicampur (mixing).Hal ini di gunakan untuk menjaga kualitas produk Sido Muncul.
3.Logistik keluar atau mengirim produk akhir.
Produk yang sudah di kemas lalu di pasarkan di berbagai daerah di Indonesia dan di ekspor ke pasar luar negeri. Sebelum memasarkan produknya PT Sidomuncul melakukan survey pasar agar perusahaan mengetahui kondisi pasar seperti permintaan bagaimana permintaan konsumen,dengan begitu juga akan menambah wawasan atau ide baru tentang pengembangan produk.

 
4. Memasarkan produk, yang meliputi penjualan
Untuk menarik konsumennya, PT Sido Muncul mengeluarkan beberapa macam kemasan yang mudah dikenali dan diingat oleh masyarakat. Di samping itu kemasan dari produk produk PT sidomuncul sangatlah praktis untuk di gunakan oleh konsumenya. Dengan adanya variasi warna pada kemasan bungkus produk mereka, masyarakat lebih antusias untuk mengkonsumsi produk mereka.

PT Sido Muncul menawarkan berbagai macam produk dengan harga yang bervariasi dan terjangkau. Dan dapat dinikmati oleh berbagai konsumen. Dengan harga yang terjangkau tentu saja Produk-Produk dari PT sidomuncul dapat di temukan di mana saja. Karena produk mereka lebih menekankan kepada produk tradisional (jamu) namun di kelola secara modern.
5. Memberikan layanan produk
. Untuk mempertahankan atau meningkatkan nilai dari produk untuk membeli produk. PT Sido Mumcul memberikan jaminan kualitas , setiap langkah produksi mulai dari barang datang , hingga produk sampai ke pasaran,dilakukan dibawah pengawasan mutu yang ketat.
Seluruh karyawan juga bertekad untuk mengadakan perbaikan setiap saat, sehingga diharapkan semua yang dilakukan dapat lebih baik dari sebelumnya.
KEGIATA N PENDUKUNG
1. Pengadaan, berkaitan dengan proses perolehan input/sumber daya
PT Sido Muncul mendapatkan bahan baku diambil dari alam dan tergantung dari musim. Jika disatu tempat ada belum tentu ditempat lain ada dan bahkan jika ditempat itu ada akan ada kemungkinan pula hari berikutnya tempat tersebut tidak tersedia bahan baku. Bahan baku diambil dari daerah atau wilayah sekitar pabrik, agar masyarakat sekitar merasakan timbale balik adnya pabrik tersebut.

2.Pengembangan Teknologi
Memiliki pasilitas dan teknik manufacturing yang terkoordinasidengan baik merupakan kekuatan utama perusahaan ini untuk mencapai efektifitas dan efisiensi, disamping keberadaan divisi R & D yang didukung laboratorium canggih dan dana riset sebagai andalan dalam mengembangkan produk. Dengan adanya mesin-mesin yang canggih di harapkan mampu memaksimalkan produksi dengan hasil yang memuaskan.
3.Manajemen sumber daya manusia
PT Sido Muncul juga memilki tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu, seperti biologi, ekonomi, farmasi, pertanian, hukum, teknologi pangan, teknik kimia, teknik elektro, dll. Untuk mengembangkan kemampuan, pada waktu-waktu tertentu kepada karyawan diberikan kesempatan mengikuti pelatihan, kursus, maupun seminar. Untuk mendukung pengembangan, PT. SidoMuncul juga merekrut konsultan yang ahli di bidangnya, misalnya : apoteker, dokter umum, dokter gigi dan spesialis.
4. Infrastruktur perusahaan
terdiri dari departemen-departemen/fungsi-fungsi (akuntansi, keuangan, perencanaan, GM, dsb) yang melayani kebutuhan organisasi dan mengikat bagian-bagiannya menjadi sebuah kesatuan.

       Analisis
PT Sidomuncul memberikan harga yang terjangkau, jamu Sidomuncul memilki kemasan yang praktis yang mudah di bawa.Loyalitas konsumen dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh variasi berbagai variable di antaranya kualitas produk, kepuasan konsumen dan merek. Ini berarti bahwa loyalitas konsumen dapat di tingkatkan dengan memperhatikan kualitas produk, kepuasan konsumen dan reputasi merek dari PT Sido Muncul.

Standard

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

            Hubungan bisnis yang tidak beretika biasanya cendrung merugikan para

stakeholder yang posisi tawarnya lemah di bisnis tersebut. Hal ini disebabkan,

para profesional yang mengelola bisnis tersebut tidak memiliki integritas dan

niat baik pada stakeholder secara keseluruhan.

Pada dasarnya setiap stakeholder memiliki kebutuhan yang berbedah, kecuali

dalam hal pelayanan, di mana semua stakeholder memiliki kebutuhan yang

sama, yaitu mengharapkan mereka dilayani secara jujur, terbuka, penuh

tanggung jawab, wajar, berkualitas, dan adil.

Para pengelola bisnis seharusnya bersikap profesional untuk memberikan yang

terbaik buat kepentingan para stakeholder.

Seorang pendiri bisnis pasti bermaksud untuk mendapatkan keuntungan

semaksimal mungkin buat dirinya. Keuntungan yang maksimal ini sangat

tergantung dari loyalitas stakeholder kepada perusahaan. Khususnya,

pelanggan, pemasok, dan karyawan.

Keberadaan stakeholder merupakan bagian dari mata rantai bisnis yang hadir

dengan beragam misi, target, dan kepentingan. Dan untuk melayani semua

kepentingan yang berbeda tersebut, para pengelola bisnis wajib menjalankan

praktik bisnis berdasarkan etika bisnis yang berintegritas.

Persoalan muncul pada saat pengelola bisnis memprioritaskan keinginan dan

tujuan dari para pemegang saham mayoritas. Mengingat kekuatan pemegang

saham mayoritas sangat kuat untuk memberi perintah pada manajemen secara

langsung, sedangkan stakeholder di luar shareholder adalah kepentingan yang

tidak dapat langsung memiliki pengaruh pada manajemen.

1.2 Rumusan masalah

            Hubungan harmonis antara stakeholder adalah sebuah obsesi yang wajib

diwujudkan oleh para pengelola bisnis, dan harus menjadi komitmen untuk menjaga kepentingan

dari para stakeholder dalam sebuah lingkaran bisnis yang harmonis dan seimbang.

Untuk mengetahui keseimbangan yang harmonis dan seimbang, kita akan membahas hubungan stakeholder dengan perusahaan.

1.3 Tujuan Masalah

  1. Menjelaskan pengertian stakeholder dalam etika bisnis
  2. Menjelaskan hubungan antara stakeholder dengan perusahaan/ organisasi bisnis
  3. Menjelaskan Harmonisasi Keselarasan antara kepentingan perusahaan dan Stakeholders

BAB II PEMBAHASAN

1.Stakeholder dalam etika bisnis

            Stakeholders dapat diartikan sebagai segenap pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang sedang diangkat. Misalnya bilamana isu periklanan, maka stakeholder dalam hal ini adalah pihak-pihak yang terkait dalam isu periklanan, seperti nelayan, masyarakat pesisir, pemilik kapal, anak buah kapal, pedagang ikan ,pengelah ikan, pembudidaya ikan, pemerintah, pihak swasta dibidang periklanan, dan sebagainya. Stakeholder dalam hal ini juga dinamakan pemangkun kepentingan.

            Lembaga-lembaga telah menggunakan istilah stakeholder ini secara luas kedalam proses pengambilan dan implementasi keputusan. Secara sederhana stakeholder sering dinyatakan sebagai para pihak, lintas pelaku, atau pihak-pihak yang terkait dengan suatu isi atau rencana.

            Stakeholder menurut definisinya adalah kelompok atau individu yang dukunganya diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup organisasi. Clarkson membagi stakeholder menjadi dua : Stakeholder primer dan stakeholder sekunder.

  • Stakeholder primer adalah ‘pihak dimana tanpa partisipasinya yang berkelanjutan organisasi tidak dapat bertahan.’ Contohnya Pemilik modal atau saham, kreditor, karyawan, pemasok, konsumen, penyalur dan pesaing atau rekanan. Menurut Clarkson, suatu perusahaan atau organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu system stakeholder primer yang merupakan rangkaian kompleks hubungan antara kelompok-kelompok kepentingan yang mempunyai hak, tujuan, harapan, dan tanggung jawab yang berbeda. Perusahaan ini juga harus menjalin relasi bisnis yang baik dan etis dengan kelompok ini.
  • Stakeholder sekunder didefinisikan sebagai ‘pihak yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan, tapi mereka tidak terlibat dalam transaksi dengan perusahaan dan tidak begitu penting untuk kelangsungan hidup perusahaan.’ Contohnya Pemerintah setempat, pemerintah asing, kelompok sosial, media massa, kelompok pendukung, masyarakat. Perusahaan tidak bergantung pada kelompok ini untuk kelangsungan hidupnya, tapi mereka bisa mempengaruhi kinerja perusahaan dengan mengganggu kelancaran bisnis perusahaan. Pemerintah setempat, pemerintah asing, kelompok sosial, media massa, kelompok pendukung, masyarakat.

2. Hubungan stakeholder dengan perusahaan

            Sifat dari hubungan perusahaan dengan stakeholders mengalami perubahan dinamis seiring berjalanya waktu. Beberapa pakar mengamati terjadinya pergeseran bentuk dari yang semula tidak aktif (inactive), menjadi reaktif (reactive), kemudian berubah lagi menjadi proaktif (proactive), dan akhirnya menjadi interaktif (interactive).

.A Pola hubungan stakeholders

            Penjelasan mengenai pola hubungan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1)      Hubungan tidak aktif (inactive); perusahaan meyakini bahwa mereka dapat membuat keputusan secara sepihak tanpa mempertimbangakan dampaknya terhadap pihak lain.

2)      Hubungan yang reaktif (reactive); perusahaan cenderung memepertahankan diri (defensive), dan hanya bertindak ketika dipaksa melakukanya.

3)      Hubungan yang proaktif (proactive); perusahaan cenderung berusaha untuk mengantisipasi kepentingan-kepentingan para stakeholders. Biasanya perusahaan memiliki departemen khusus yang berfungsi untuk mengidentifikasi isu-isu yang menjadi perhatian para pemangku kepentinagan utama. Namun, perhatian mereka dan para stakeholders dipandang sebagai suatu permasalahan yang perlu dikelola, bukan dipandang sebagai suatu sumber keunggulan kompetitif.

4)      Hubungan yang interaktif (interactive); perusahaan menggunakan pendekatan bahwa perusahaan harus memiliki hubungan berkelanjutan yang saling menghormati, terbuka, dan saling dipercaya dengan para pemangku kepentinganya. Dengan demikian, perusahaan menganggap bahwa suatu hubungan yang positif dengan para pemangku kepentingan adalah sumber nilai dan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.

Hubungan perusahaan dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) diharapkan bersifat interaktif (interactive). Dengan demikian, diharapkan interaksi ini dapat membantu perusahaan mempelajari ekspektasi masyarakat, memperoleh keahlian dari luar perusahaan, mengembangkan solusi kreatif, dan memenangkan dukunga pemangku kepentingan untuk menerapkan berbagai solusi tersebut. Menurut Tunggal (2009:63) perlu respon terhadap pemangku kepentinganpada era sekarang ini dipertajam dengan meningakatkannya globalisasi perusahaan dan dengan munculnya teknologo-teknologi yang mampu memfasilitasi komunikasi cepat pada pada skala dunia. Suatu perusahaan dapat membuat sebuah pemetaan mengenai tipe pamangku kepentinagan yang sedang dihadapi dengan menempatkan dimensi potensi dan dimensi kerja sama untuk menentukan strategi untuk mengahadapi para pemangku kepentingan tersebut.

  1. Harmonisasi Keselarasan antara kepentingan perusahaan dan Stakeholders

Relasi yang harmonis dan selaras adalah sesuatu yang didambakan semua pihak karena berkaitan dengan kestabilan, keseimbangan, kedamaian dan keberlanjutan pihak-pihak tersebut. Namun, relasi antara organisasi dan publiknya tidak selalu seiring sejalan karena ada kalanya terdapat perbedaan tujuan dan kepentingan. PR, dalam usaha organisasi menyelaraskan perbedaan ini berupaya menjembatani agar tercipta situasi yang harmonis sehingga semua pihak dapat berjalan bersisian

seiring sejalan.

“ Masalah apa yang kerap timbul, bagaimana caranya dan apa usaha-usaha yang

harus dilakukan oleh PR dalam menyelaraskan perbedaan kepentingan dan

tujuan ini? ”.

A.Organisasi dan Publik /Stakeholders
                        Sebelum masuk pada permasalahan, ada baiknya jika kita mengetahui apa yang

dimaksud dengan organisasi dan publik atau stakeholder.

Organisasi disini menunjuk pada lembaga baik korporasi (perusahaan) maupun

non korporasi, mencakup semua lembaga yang didalamnya terdapat struktur

tertentu. Dalam tulisan ini yang akan dibahas adalah perusahaan korporasi.

Publik, kini kerap disebut sebagai stakeholder (pemangku kepentingan).

Walaupun pengertian public dan stakeholder tidak persis sama, namun disini kita

bisa menyamakan public dengan stakeholder tersebut. Keduanya sama-sama

sebagai pihak yang dilayani dan dijembatani oleh PR(public relations). Stakeholder sendiri

memiliki definisi orang atau kelompok yang dapat mempengaruhi atau

dipengaruhi berbagai keputusan, kebijakan, maupun operasi perusahaan (2002 :

8 dalam Iriantara).

Untuk memudahkan pemahaman, public dalam PR biasanya dikategorikan

menjadi public internal dan public eksternal. Publik internal adalah public yang

berada di lingkungan organisasi misalnya karyawan, manajeman, dan pemegang

saham. Publik eksternal adalah public yang berada di luar lingkungan organisasi

misalnya, lembaga pemerintah, pelanggan, pemasok, bank, media/pers, dan

komunitas. Baik public internal maupun eksternal sama-sama mempengaruhi

dan dipengaruhi oleh kegiatan organisasi.

Organisasi/perusahaan maupun public, masing-masing memiliki kepentingan

yang berbeda. PR adalah sebagai jembatan antara organisasi atau perusahaan

dengan publiknya, terutama agar tercapai mutual understanding (saling

pengertian) antara perusahaan dengan publiknya. Kecenderungan yang terlihat

di era sekarang lebih pada perusahaan yang membutuhkan public, bukan public

yang butuh organisasi/perusahaan.

Selain itu PR juga membantu usaha penyelarasan antara kepentingan organisasi

dan kepentingan perusahaan yang berbeda tersebut, bahkan acapkali

kepentingan tersebut saling bertolak belakang. Nah, hal inilah yang dapat

menjadi pencetus timbulnya konflik antara kedua belah pihak, bahkan

terkadang mengakibatkan sebuah krisis dalam organisasi.

Contohnya : kasus Freeport[1].

B. Tujuan dan Tanggungjawab Perusahaan Korporasi

Perusahaan korporasi dibentuk dengan tujuan utama untuk menghasilkan laba

secara optimal.

Berkaitan dengan hal tersebut, menurut Post (2002 : 69) (dalam Solihin, 2009 : 3)

para pengelola korporasi memiliki 3 tanggungjawab :

Pertama tanggungjawab ekonomi (economy responsibility) di antaranya

kepada para pemegang saham, dalam bentuk pengelolaan perusahaan

yang menghasilkan laba. Sebagian dari laba tersebut akan dibagikan pada

para pemegang saham dalam bentuk dividen. Sebagian lagi saldo laba

(retained earning) yang akan meningkatkan nilai suatu perusahaan. Selain

itu perusahaan memiliki tanggungjawab ekonomi pada para kreditor yang

telah menyediakan pinjaman pada perusahaan. Perusahaan berkewajiban

menyisihkan sebagian kas perusahaan untuk membayar cicilan pada

kreditor tersebut.

 

  1. Korporasi juga memiliki tanggungjawab (legal responsibility) untuk

mematuhi berbagai perundang-undangan dan peraturan yang ditetapkan

(oleh pemerintah) dalam pelaksanaan operasionalnya. Hukum dan

peraturan tersebut dibuat oleh pemerintah agar perusahaan berjalan

sesuai dengan harapan masyarakat.

 

  1. Tanggungjawab lain yang diemban korporat/perusahaan yaitu

tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility – CSR).

Kegiatan CSR ini semata-mata merupakan komitmen perusahaan secara

sukarela untuk membantu meningkatkan keberdayaan dan kesejahteraan

komunitas dan harus dilakukan oleh perusahaan yang telah menaati

hukum dan menjalankan perusahaannya dengan baik (Good Corporate

Governance).

 

  1. Mengenai pengertian CSR, Kotler & Lee (2005 : 3) mengatakan: “corporate social

responsibility is a commitment to improve community well-being through

discretionary business practices and contributions of corporate resources”. Kata

kunci disini adalah discretionary yang ditekankan sebagai kegiatan sukarela

perusahaan dalam kegiatan pengembangan dan pemberdayaankomunitas,

bukan karena diwajibkan oleh hukum, peraturan maupun tuntutan moral dan

etika semata.

C. Kepentingan Publik & Kepentingan Perusahaan

Publik atau Stakeholders (pemangku kepentingan) akan memberikan dukungan

terhadap operasi perusahaan apabila mereka memperoleh imbalan dari

perusahaan yang sebanding atau atau lebih besar dibandingkan dengan

kontribusi yang mereka berikan kepada perusahaan (Donaldson & Preston, 1995

dalam Solihin, 2009).

Imbalan yang diharapkan akan diterima oleh stakeholders dari perusahaan

bermacam-macam, sangat bergantung pada masing-masing kepentingan dan

tuntutan para stakeholders. Imbalan tersebut dapat berupa :

Dividen – bagi pemegang saham

Gaji dan bonus serta fasilitas yang memadai – bagi manajer dan karyawan

Produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau – bagi

konsumen / pelanggan

Harga yang kompetitif dan memadai atas pasokan bahan baku

berkelanjutan – bagi pemasok

Pembayaran pajak – bagi pemerintah

Keberadaan perusahaan yang dapat membantu menangani masalah

masyarakat – bagi masyarakat sekitar.

Berikut Tabel Imbalan dan Kontribusi Stakeholder :

Stakeholders

Kontribusi ke

Perusahaan

Imbalan dari

Perusahaan

Inside Stakeholders

Pemegang Saham

Uang dan modal

Dividen dan

peningkatan harga

saham

Manager

Kemampuan dan

keahlian

Gaji, bonus, status

dan kekuasaan

Karyawan

Kemampuan dan

keahlian

Upah, gaji, bonus,

promosi, dan

pekerjaan yang stabil

Outside Stakeholders

Pelanggan

Pembelian barang

dan jasa

Pembelian input

dengan harga wajar

Pemerintah

Peraturan

pajak

Masyarakat/komunitas sekitar

Loyalitas, hasil

pemberdayaan

Usaha pemberdayaan,

pengembangan, dan

kesejahteraan

 

Sumber : Dikutip dari Gareth R. Jones, 1995, Organizational Theory : Text and Cases,

Addison-Wesley, hal. 22 dalam Solihin, 2009 : 4, dan modifikasi penulis

 

D.Kepentingan Perusahaan vs Kepentingan Publik = Konflik

Masalah dan konflik timbul jika kepentingan perusahaan bertentangan atau

bertolak belakang dengan kepentingan publik. Beberapa hal tersebut antara lain

:

1.Kebijakan perusahaan tidak sejalan dengan 1. kepentingan publik;

2.Tindakan perusahaan tidak sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan

     publik

3. Tindakan dan atau kebijakan perusahaan menyebabkan kerugian publik.

Hal-hal tersebut potensial menyebabkan konflik, turunnya kepercayaan publik

pada perusahaan, mengganggu harmonisasi relasi perusahaan dengan public,

menyebabkan krisis perusahaan dan pada level tertinggi bahkan dapat

mengakibatkan berakhirnya operasionalisasi perusahaan.

E. Usaha Penyelarasan Kepentingan

Dalam usaha menyelaraskan antara kepentingan organisasi dengan

kepentingan publik, PR memiliki tugas-tugas yang mencakup (Oxley dalam

Iriantara, 2007: 6):

Memberi saran kepada manajemen tentang semua perkembangan internal

dan eksternal yang mungkin mempengaruhi hubungan organisasi dengan

publiknya;

Meneliti dan menafsirkan untuk kepentingan organisasi, sikap public

utama pada saat ini atau antisipasi sikap-sikap public utama terhadap

organisasi;

Bekerja sebagai penghubung (liaison) antara manajemen dan publicpubliknya;

Memberi laporan berkala kepada manajemen tentang semua kegiatan

yang mempengaruhi hubungan public dan organisasi.

Dalam kaitan dengan Komunitas Masyarakat – yaitu mengadakan program CSR,

perumusan stakeholder kunci [opinion leader / pemuka pendapat] beserta

isu-isu yang mereka anggap relevan akan sangat membantu perusahaan dalam

merumuskan program-program CSR. Dengan kata lain, manajemen stakeholder

dapat menjadi panduan perusahaan untuk merumuskan strategi, kebijakan dan

program-program CSR agar tepat guna dan tepat mengena pada kebutuhan dan

kepentingan komunitas yang menjadi sasaran perusahaan.

Kegiatan PR bukanlah kegiatan bak “pemadam kebakaran”. PR tidak hanya

dijalankan pada saat kritis dan genting tapi justru di masa tenang PR memupuk,

memperkuat hubungan, jaringan dan relasi serta membangun kepercayaan

public sehingga tidak perlu terjadi krisis, atau jika terjadi krisispun tidak

berdampak luas dan dalam yang bisa mengakibatkan guncangan pada

keberlangsungan perusahaan.

Proses PR sebagai proses yang berkelanjutan (sustainable) perlu terus berjalan

mengingat lingkungan organisasi pun bergerak secara dinamis, sehingga

organisasi perlu menanggapi dinamika lingkungan tersebut. Relasi organisasi

dengan publiknya dipengaruhi kondisi internal dan eksternal organisasi. PR

perlu terus berusaha menjaga agar relasi antara organisasi dan publiknya tetap

berjalan pada jalur yang benar dan membawa kemaslahatan bagi organisasi

maupun publiknya. Dalam menanggapi dinamika lingkungan yang terkadang

bergerak secara eksponensial, diperlukan juga kegiatan PR yang dinamis

sehingga terjalin hubungan yang mesra dan keselarasan yang harmonis antara

perusahaan dan para stakeholdernya.

Contoh Kasus

1. Publik Internal vs Perusahaan

Para pegawai sebuah perusahaan terkemuka saat ini tengah dilanda keresahan.

Sebabnya tak lain karena perusahaan tempat mereka bekerja disinyalir

melakukan tindakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara diam-diam.

Diam-diam disini maksudnya, perusahaan tidak secara transparan menyatakan

bahwa di tubuh perusahaan itu sedang dilakukan rasionalisasi dan dengan

alasan apa. Namun, perusahaan melakukan hal yang dinilai kurang terpuji oleh

pegawainya yaitu mencari kesalahan kecil yang dilakukan oleh pegawai,

membujuk pegawai dengan dalih sebagai dokumentasi untuk menandatangani

surat pernyataan pengakuan telah berbuat kesalahan tapi ternyata surat

pernyataan tersebut dijadikan bukti atas kesalahan kecil tersebut dan digunakan

sebagai alasan mereka memutuskan hubungan kerja dengan pegawai tersebut.

Selain resah akan nasib pekerjaan mereka, para pegawai menilai tindakan

perusahaan tersebut dilakukan demi meminimalisir pengeluaran biaya. Jika

perusahaan melakukan PHK biasa biaya pesangon yang dikeluarkan lebih besar

dibandingkan jika perusahaan melakukan PHK disebabkan kesalahan yang

dilakukan pegawai.

Disini terlihat kepentingan public internal, dalam hal ini kepentingan pegawai

untuk memenuhi kebutuhan nafkah dengan bekerja di perusahaan ini

bertentangan dengan kepentingan perusahaan yang merasa perlu diadakan

penekanan biaya, salah satunya dengan mengurangi pengeluaran gaji pegawai

dengan cara PHK.

Perusahaan kurang menunjukkan goodwill dengan kebijakan mengenai

mekanisme PHK. Sejogjanya perusahaan lebih aware dan menyadari bahwa

yang kehilangan mata pencaharian bukan hanya satu orang pegawainya, tapi

juga keluarga yang dinafkahinya. Masalah Komunikasi jelas terlihat, dengan

tidak disosialisasikannya program PHK ini pada pegawai.

Saran & Solusi :

Ada beberapa saran yang dapat diajukan PR perusahaan sebagai jalan keluar

untuk masalah ini :

1. Perusahaan hendaknya menyadari bahwa kemelut diantara 1. pegawai dan

perusahaan ini berpotensi kuat menjadi masalah serius yang menyangkut

citra perusahaan bahkan krisis kepercayaan public. Tak bisa dipungkiri saat

ini telah terbentuk opini negative diantara para pegawai – public internal

yang juga asset perusahaan mengenai perusahaan tempat mereka bekerja.

  1. PR perusahaan bersama jajaran direksi mengomunikasikan (berdialog)

kepada para pegawai secara transparan mengenai apa yang tengah terjadi

di perusahaan, apakah ada masalah financial dan sebagainya.

  1. Perusahaan secara legowo mengakui akan diadakan program rasionalisasi

sehingga pegawai dapat bersiap-siap mencari pekerjaan di tempat lain.

  1. Perusahaan hendaknya juga memperlihatkan keprihatinan atas nasib

pegawai tersebut dan menunjukkannya dalam bentuk bonus di luar

pesangon. Perusahaan perlu diingatkan kembali bahwa pegawai adalah

asset tak ternilai suatu perusahaan, sehingga dapat lebih menghargai dan

memperlakukan pegawai sebagai manusia yang memiliki kebutuhan hidup,

perasaan, keluarga yang harus dinafkahi, harga diri dan sebagainya.

 

2. Publik Eksternal vs Perusahaan

Salah satu kasus lain adalah masalah bunga kredit perbankan. Seperti diketahui

salah satu keuntungan dan bank adalah menampung deposito nasabah dan

juga menyalurkan kredit untuk berbagai macam keperluan, mulai dari kredit

rumah, mobil, kredit tanpa agunan, kredit usaha dan lain-lain. Salah satu isu

sentral yang sering dibahas adalah tingginya bunga kredit di Indonesia, bahkan

di Asia termasuk bunga paling tinggi. Kisaran bunga KPR (Kredit Pemilikan

Rumah) di perbankan Indonesia saat ini berkisar antara 11 – 16 persen. Jika ada

yang memberikan di bawah 10 persen itu hanyalah bunga promo yang hanya

berlaku 1 tahun dan bertujuan untuk mengikat nasabah. Bunga bank sebetulnya

mengacu pada suku bunga Bank Indonesia (BI) yang sekarang berkisar pada

angka 6.45%. Jika membandingkan pada suku bunga deposito yang berkisar 4-6

persen sementara bunga kredit 10–15 persen, margin keuntungan bank sangat

besar sekali, bisa mencapai 10 persen! Padahal bunga KPR inilah yang

dikeluhkan memberatkan masyarakat yang ingin memiliki rumah namum

kemampuan financialnya terbatas untuk membeli secara tunai.

Pada saat suku bunga turun bank dengan segera menurunkan bunga deposito,

tapi tidak dengan suku bunga KPR. Ini tentu yang dikeluhkan masyarakat dan

dianggap sangat tidak fair. Namun pihak bank mengaku mereka akan rugi jika

serta merta langsung menurunkan bunga KPR saat SBI (Suku bunga Bank

Indonesia) turun, karena banyak deposito jatuh tempo jangka panjang yang

tertanam di bank mereka yang menggunakan suku bunga lama, yang tentunya

melebihi SBI saat ini. Jadi mereka akan merugi jika KPR serta merta turun

sementara mereka harus membayar bunga deposito dengan bunga yang lama.

Itulah yang menjadi alasan mereka begitu cepat menurunkan bunga deposito,

tapi tidak begitu untuk bunga KPR pada saat ada penurunan SBI. Namun pada

saat SBI naik, bank dengan segera menaikkan deposito dan juga bunga KPR.

Yang menjadi permasalahan adalah nasabah dan masyarakat tidak pernah tahu

berapa banyak deposito dan margin bunga yang ditanggung bank sehingga

mereka menunda menurunkan bunga KPR. Ketidakterbukaan bank ini juga

diperparah dengan persaingan antar bank dan juga keinginan bank

mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Saran & solusi :

Komunikasi, informasi dan sosialisasi tentang sistem perbankan belum banyak

diketahui dengan baik oleh nasabah sehingga nasabah tetap merasa tidak fair

dengan kondisi yang ada.

 

  1. Seharusnya pihak bank mengedukasi masyarakat baik melalui

pengumuman di bank, atau memberikan dalam bentuk surat setiap ada

kenaikan dan penurunan bunga ke nasabah termasuk alasan di dalamnya,

yang dijelaskan secara luas dan mendalam.

  1. Nasabah juga harus dapat berkomunikasi secara langsung baik melalui

website atau customer service dengan akses yang mudah dan berhak mendapatkan jawaban yang memuaskan.

  1. Selain itu pihak bank juga sebaiknya bertindak fair. Dan jika pihak bank

sudah melakukan tindakan positif ini sebaiknya di published ke masyarakat

sehingga mereka tahu bank mana yang peka dengan problem yang dialami

masyarakat dan mana yang tidak.

 

 

 

 

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Pada umumnya Stakholder biasanya di artikan sebagai orang yang akan mengambil peran aktif dalam eksekusi sistem mutu atau orang yang akan merasakan dampak signifkan dari penggunanya. Stakeholder ini biasanya berupa orang yang memiliki sebuah proses,orang yang kegiatannya mempengaruhi sebuah proses,atau orang yang harus berinteraksi dengan sebuah atau sekumpulan proses. Sifat dari hubungan perusahaan dengan stakeholders mengalami dinamis seiring berjalannya waktu. Beberapa pakar mengamati terjadinya pergeseran bentuk dari yang semula tidak aktif (inactive), menjadi reaktif (reactive), kemudian berubah lagi menjadi proaktif (proactive) dan akhirnya menjadi interaktif (interactive). Seorang pemangku kepentingan adalah seseorang yangmempunyai sesuatu yang dapat ia peroleh atau akan kehilanganakibat dari sebuah proses perencanaan atau proyek. Dalam banyaksiklus, mereka disebut sebagai kelompok kepentingan, dan merekabisa mempunyai posisi yang kuat dalam menentukan hasil suatuproses politik. Seringkali akan sangat bermanfaat bagi proyekpenelitian untuk mengidentifikasi dan menganalisa kebutuhan dankepedulian berbagai pemangku kepentingan, terutama bila proyekproyekini bertujuan mempengaruhi kebijakan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.dfid.gov.uk/pubs/files/toolsfordevelopment.pdf.

http://www.scu.edu.au/schools/gcm/ar/arp/stake.html

www.scenarioplus.org.uk/stakeholders/stakeholders_template.doc

[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Freeport_Indonesia

 Gambar

Aside

Hubungan stakeholder dengan organisasi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

            Hubungan bisnis yang tidak beretika biasanya cendrung merugikan para

stakeholder yang posisi tawarnya lemah di bisnis tersebut. Hal ini disebabkan,

para profesional yang mengelola bisnis tersebut tidak memiliki integritas dan

niat baik pada stakeholder secara keseluruhan.

Pada dasarnya setiap stakeholder memiliki kebutuhan yang berbedah, kecuali

dalam hal pelayanan, di mana semua stakeholder memiliki kebutuhan yang

sama, yaitu mengharapkan mereka dilayani secara jujur, terbuka, penuh

tanggung jawab, wajar, berkualitas, dan adil.

Para pengelola bisnis seharusnya bersikap profesional untuk memberikan yang

terbaik buat kepentingan para stakeholder.

Seorang pendiri bisnis pasti bermaksud untuk mendapatkan keuntungan

semaksimal mungkin buat dirinya. Keuntungan yang maksimal ini sangat

tergantung dari loyalitas stakeholder kepada perusahaan. Khususnya,

pelanggan, pemasok, dan karyawan.

Keberadaan stakeholder merupakan bagian dari mata rantai bisnis yang hadir

dengan beragam misi, target, dan kepentingan. Dan untuk melayani semua

kepentingan yang berbeda tersebut, para pengelola bisnis wajib menjalankan

praktik bisnis berdasarkan etika bisnis yang berintegritas.

Persoalan muncul pada saat pengelola bisnis memprioritaskan keinginan dan

tujuan dari para pemegang saham mayoritas. Mengingat kekuatan pemegang

saham mayoritas sangat kuat untuk memberi perintah pada manajemen secara

langsung, sedangkan stakeholder di luar shareholder adalah kepentingan yang

tidak dapat langsung memiliki pengaruh pada manajemen.

1.2 Rumusan masalah

            Hubungan harmonis antara stakeholder adalah sebuah obsesi yang wajib

diwujudkan oleh para pengelola bisnis, dan harus menjadi komitmen untuk menjaga kepentingan

dari para stakeholder dalam sebuah lingkaran bisnis yang harmonis dan seimbang.

Untuk mengetahui keseimbangan yang harmonis dan seimbang, kita akan membahas hubungan stakeholder dengan perusahaan.

1.3 Tujuan Masalah

  1. Menjelaskan pengertian stakeholder dalam etika bisnis
  2. Menjelaskan hubungan antara stakeholder dengan perusahaan/ organisasi bisnis
  3. Menjelaskan Harmonisasi Keselarasan antara kepentingan perusahaan dan Stakeholders

BAB II PEMBAHASAN

1.Stakeholder dalam etika bisnis

            Stakeholders dapat diartikan sebagai segenap pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang sedang diangkat. Misalnya bilamana isu periklanan, maka stakeholder dalam hal ini adalah pihak-pihak yang terkait dalam isu periklanan, seperti nelayan, masyarakat pesisir, pemilik kapal, anak buah kapal, pedagang ikan ,pengelah ikan, pembudidaya ikan, pemerintah, pihak swasta dibidang periklanan, dan sebagainya. Stakeholder dalam hal ini juga dinamakan pemangkun kepentingan.

            Lembaga-lembaga telah menggunakan istilah stakeholder ini secara luas kedalam proses pengambilan dan implementasi keputusan. Secara sederhana stakeholder sering dinyatakan sebagai para pihak, lintas pelaku, atau pihak-pihak yang terkait dengan suatu isi atau rencana.

            Stakeholder menurut definisinya adalah kelompok atau individu yang dukunganya diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup organisasi. Clarkson membagi stakeholder menjadi dua : Stakeholder primer dan stakeholder sekunder.

  • Stakeholder primer adalah ‘pihak dimana tanpa partisipasinya yang berkelanjutan organisasi tidak dapat bertahan.’ Contohnya Pemilik modal atau saham, kreditor, karyawan, pemasok, konsumen, penyalur dan pesaing atau rekanan. Menurut Clarkson, suatu perusahaan atau organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu system stakeholder primer yang merupakan rangkaian kompleks hubungan antara kelompok-kelompok kepentingan yang mempunyai hak, tujuan, harapan, dan tanggung jawab yang berbeda. Perusahaan ini juga harus menjalin relasi bisnis yang baik dan etis dengan kelompok ini.
  • Stakeholder sekunder didefinisikan sebagai ‘pihak yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan, tapi mereka tidak terlibat dalam transaksi dengan perusahaan dan tidak begitu penting untuk kelangsungan hidup perusahaan.’ Contohnya Pemerintah setempat, pemerintah asing, kelompok sosial, media massa, kelompok pendukung, masyarakat. Perusahaan tidak bergantung pada kelompok ini untuk kelangsungan hidupnya, tapi mereka bisa mempengaruhi kinerja perusahaan dengan mengganggu kelancaran bisnis perusahaan. Pemerintah setempat, pemerintah asing, kelompok sosial, media massa, kelompok pendukung, masyarakat.

2. Hubungan stakeholder dengan perusahaan

            Sifat dari hubungan perusahaan dengan stakeholders mengalami perubahan dinamis seiring berjalanya waktu. Beberapa pakar mengamati terjadinya pergeseran bentuk dari yang semula tidak aktif (inactive), menjadi reaktif (reactive), kemudian berubah lagi menjadi proaktif (proactive), dan akhirnya menjadi interaktif (interactive).

.A Pola hubungan stakeholders

            Penjelasan mengenai pola hubungan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1)      Hubungan tidak aktif (inactive); perusahaan meyakini bahwa mereka dapat membuat keputusan secara sepihak tanpa mempertimbangakan dampaknya terhadap pihak lain.

2)      Hubungan yang reaktif (reactive); perusahaan cenderung memepertahankan diri (defensive), dan hanya bertindak ketika dipaksa melakukanya.

3)      Hubungan yang proaktif (proactive); perusahaan cenderung berusaha untuk mengantisipasi kepentingan-kepentingan para stakeholders. Biasanya perusahaan memiliki departemen khusus yang berfungsi untuk mengidentifikasi isu-isu yang menjadi perhatian para pemangku kepentinagan utama. Namun, perhatian mereka dan para stakeholders dipandang sebagai suatu permasalahan yang perlu dikelola, bukan dipandang sebagai suatu sumber keunggulan kompetitif.

4)      Hubungan yang interaktif (interactive); perusahaan menggunakan pendekatan bahwa perusahaan harus memiliki hubungan berkelanjutan yang saling menghormati, terbuka, dan saling dipercaya dengan para pemangku kepentinganya. Dengan demikian, perusahaan menganggap bahwa suatu hubungan yang positif dengan para pemangku kepentingan adalah sumber nilai dan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.

Hubungan perusahaan dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) diharapkan bersifat interaktif (interactive). Dengan demikian, diharapkan interaksi ini dapat membantu perusahaan mempelajari ekspektasi masyarakat, memperoleh keahlian dari luar perusahaan, mengembangkan solusi kreatif, dan memenangkan dukunga pemangku kepentingan untuk menerapkan berbagai solusi tersebut. Menurut Tunggal (2009:63) perlu respon terhadap pemangku kepentinganpada era sekarang ini dipertajam dengan meningakatkannya globalisasi perusahaan dan dengan munculnya teknologo-teknologi yang mampu memfasilitasi komunikasi cepat pada pada skala dunia. Suatu perusahaan dapat membuat sebuah pemetaan mengenai tipe pamangku kepentinagan yang sedang dihadapi dengan menempatkan dimensi potensi dan dimensi kerja sama untuk menentukan strategi untuk mengahadapi para pemangku kepentingan tersebut.

  1. Harmonisasi Keselarasan antara kepentingan perusahaan dan Stakeholders

Relasi yang harmonis dan selaras adalah sesuatu yang didambakan semua pihak karena berkaitan dengan kestabilan, keseimbangan, kedamaian dan keberlanjutan pihak-pihak tersebut. Namun, relasi antara organisasi dan publiknya tidak selalu seiring sejalan karena ada kalanya terdapat perbedaan tujuan dan kepentingan. PR, dalam usaha organisasi menyelaraskan perbedaan ini berupaya menjembatani agar tercipta situasi yang harmonis sehingga semua pihak dapat berjalan bersisian

seiring sejalan.

“ Masalah apa yang kerap timbul, bagaimana caranya dan apa usaha-usaha yang

harus dilakukan oleh PR dalam menyelaraskan perbedaan kepentingan dan

tujuan ini? ”.

A.Organisasi dan Publik /Stakeholders
                        Sebelum masuk pada permasalahan, ada baiknya jika kita mengetahui apa yang

dimaksud dengan organisasi dan publik atau stakeholder.

Organisasi disini menunjuk pada lembaga baik korporasi (perusahaan) maupun

non korporasi, mencakup semua lembaga yang didalamnya terdapat struktur

tertentu. Dalam tulisan ini yang akan dibahas adalah perusahaan korporasi.

Publik, kini kerap disebut sebagai stakeholder (pemangku kepentingan).

Walaupun pengertian public dan stakeholder tidak persis sama, namun disini kita

bisa menyamakan public dengan stakeholder tersebut. Keduanya sama-sama

sebagai pihak yang dilayani dan dijembatani oleh PR(public relations). Stakeholder sendiri

memiliki definisi orang atau kelompok yang dapat mempengaruhi atau

dipengaruhi berbagai keputusan, kebijakan, maupun operasi perusahaan (2002 :

8 dalam Iriantara).

Untuk memudahkan pemahaman, public dalam PR biasanya dikategorikan

menjadi public internal dan public eksternal. Publik internal adalah public yang

berada di lingkungan organisasi misalnya karyawan, manajeman, dan pemegang

saham. Publik eksternal adalah public yang berada di luar lingkungan organisasi

misalnya, lembaga pemerintah, pelanggan, pemasok, bank, media/pers, dan

komunitas. Baik public internal maupun eksternal sama-sama mempengaruhi

dan dipengaruhi oleh kegiatan organisasi.

Organisasi/perusahaan maupun public, masing-masing memiliki kepentingan

yang berbeda. PR adalah sebagai jembatan antara organisasi atau perusahaan

dengan publiknya, terutama agar tercapai mutual understanding (saling

pengertian) antara perusahaan dengan publiknya. Kecenderungan yang terlihat

di era sekarang lebih pada perusahaan yang membutuhkan public, bukan public

yang butuh organisasi/perusahaan.

Selain itu PR juga membantu usaha penyelarasan antara kepentingan organisasi

dan kepentingan perusahaan yang berbeda tersebut, bahkan acapkali

kepentingan tersebut saling bertolak belakang. Nah, hal inilah yang dapat

menjadi pencetus timbulnya konflik antara kedua belah pihak, bahkan

terkadang mengakibatkan sebuah krisis dalam organisasi.

Contohnya : kasus Freeport[1].

B. Tujuan dan Tanggungjawab Perusahaan Korporasi

Perusahaan korporasi dibentuk dengan tujuan utama untuk menghasilkan laba

secara optimal.

Berkaitan dengan hal tersebut, menurut Post (2002 : 69) (dalam Solihin, 2009 : 3)

para pengelola korporasi memiliki 3 tanggungjawab :

Pertama tanggungjawab ekonomi (economy responsibility) di antaranya

kepada para pemegang saham, dalam bentuk pengelolaan perusahaan

yang menghasilkan laba. Sebagian dari laba tersebut akan dibagikan pada

para pemegang saham dalam bentuk dividen. Sebagian lagi saldo laba

(retained earning) yang akan meningkatkan nilai suatu perusahaan. Selain

itu perusahaan memiliki tanggungjawab ekonomi pada para kreditor yang

telah menyediakan pinjaman pada perusahaan. Perusahaan berkewajiban

menyisihkan sebagian kas perusahaan untuk membayar cicilan pada

kreditor tersebut.

 

  1. Korporasi juga memiliki tanggungjawab (legal responsibility) untuk

mematuhi berbagai perundang-undangan dan peraturan yang ditetapkan

(oleh pemerintah) dalam pelaksanaan operasionalnya. Hukum dan

peraturan tersebut dibuat oleh pemerintah agar perusahaan berjalan

sesuai dengan harapan masyarakat.

 

  1. Tanggungjawab lain yang diemban korporat/perusahaan yaitu

tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility – CSR).

Kegiatan CSR ini semata-mata merupakan komitmen perusahaan secara

sukarela untuk membantu meningkatkan keberdayaan dan kesejahteraan

komunitas dan harus dilakukan oleh perusahaan yang telah menaati

hukum dan menjalankan perusahaannya dengan baik (Good Corporate

Governance).

 

  1. Mengenai pengertian CSR, Kotler & Lee (2005 : 3) mengatakan: “corporate social

responsibility is a commitment to improve community well-being through

discretionary business practices and contributions of corporate resources”. Kata

kunci disini adalah discretionary yang ditekankan sebagai kegiatan sukarela

perusahaan dalam kegiatan pengembangan dan pemberdayaankomunitas,

bukan karena diwajibkan oleh hukum, peraturan maupun tuntutan moral dan

etika semata.

C. Kepentingan Publik & Kepentingan Perusahaan

Publik atau Stakeholders (pemangku kepentingan) akan memberikan dukungan

terhadap operasi perusahaan apabila mereka memperoleh imbalan dari

perusahaan yang sebanding atau atau lebih besar dibandingkan dengan

kontribusi yang mereka berikan kepada perusahaan (Donaldson & Preston, 1995

dalam Solihin, 2009).

Imbalan yang diharapkan akan diterima oleh stakeholders dari perusahaan

bermacam-macam, sangat bergantung pada masing-masing kepentingan dan

tuntutan para stakeholders. Imbalan tersebut dapat berupa :

Dividen – bagi pemegang saham

Gaji dan bonus serta fasilitas yang memadai – bagi manajer dan karyawan

Produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau – bagi

konsumen / pelanggan

Harga yang kompetitif dan memadai atas pasokan bahan baku

berkelanjutan – bagi pemasok

Pembayaran pajak – bagi pemerintah

Keberadaan perusahaan yang dapat membantu menangani masalah

masyarakat – bagi masyarakat sekitar.

Berikut Tabel Imbalan dan Kontribusi Stakeholder :

Stakeholders

Kontribusi ke

Perusahaan

Imbalan dari

Perusahaan

Inside Stakeholders

Pemegang Saham

Uang dan modal

Dividen dan

peningkatan harga

saham

Manager

Kemampuan dan

keahlian

Gaji, bonus, status

dan kekuasaan

Karyawan

Kemampuan dan

keahlian

Upah, gaji, bonus,

promosi, dan

pekerjaan yang stabil

Outside Stakeholders

Pelanggan

Pembelian barang

dan jasa

Pembelian input

dengan harga wajar

Pemerintah

Peraturan

pajak

Masyarakat/komunitas sekitar

Loyalitas, hasil

pemberdayaan

Usaha pemberdayaan,

pengembangan, dan

kesejahteraan

 

Sumber : Dikutip dari Gareth R. Jones, 1995, Organizational Theory : Text and Cases,

Addison-Wesley, hal. 22 dalam Solihin, 2009 : 4, dan modifikasi penulis

 

D.Kepentingan Perusahaan vs Kepentingan Publik = Konflik

Masalah dan konflik timbul jika kepentingan perusahaan bertentangan atau

bertolak belakang dengan kepentingan publik. Beberapa hal tersebut antara lain

:

1.Kebijakan perusahaan tidak sejalan dengan 1. kepentingan publik;

2.Tindakan perusahaan tidak sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan

     publik

3. Tindakan dan atau kebijakan perusahaan menyebabkan kerugian publik.

Hal-hal tersebut potensial menyebabkan konflik, turunnya kepercayaan publik

pada perusahaan, mengganggu harmonisasi relasi perusahaan dengan public,

menyebabkan krisis perusahaan dan pada level tertinggi bahkan dapat

mengakibatkan berakhirnya operasionalisasi perusahaan.

E. Usaha Penyelarasan Kepentingan

Dalam usaha menyelaraskan antara kepentingan organisasi dengan

kepentingan publik, PR memiliki tugas-tugas yang mencakup (Oxley dalam

Iriantara, 2007: 6):

Memberi saran kepada manajemen tentang semua perkembangan internal

dan eksternal yang mungkin mempengaruhi hubungan organisasi dengan

publiknya;

Meneliti dan menafsirkan untuk kepentingan organisasi, sikap public

utama pada saat ini atau antisipasi sikap-sikap public utama terhadap

organisasi;

Bekerja sebagai penghubung (liaison) antara manajemen dan publicpubliknya;

Memberi laporan berkala kepada manajemen tentang semua kegiatan

yang mempengaruhi hubungan public dan organisasi.

Dalam kaitan dengan Komunitas Masyarakat – yaitu mengadakan program CSR,

perumusan stakeholder kunci [opinion leader / pemuka pendapat] beserta

isu-isu yang mereka anggap relevan akan sangat membantu perusahaan dalam

merumuskan program-program CSR. Dengan kata lain, manajemen stakeholder

dapat menjadi panduan perusahaan untuk merumuskan strategi, kebijakan dan

program-program CSR agar tepat guna dan tepat mengena pada kebutuhan dan

kepentingan komunitas yang menjadi sasaran perusahaan.

Kegiatan PR bukanlah kegiatan bak “pemadam kebakaran”. PR tidak hanya

dijalankan pada saat kritis dan genting tapi justru di masa tenang PR memupuk,

memperkuat hubungan, jaringan dan relasi serta membangun kepercayaan

public sehingga tidak perlu terjadi krisis, atau jika terjadi krisispun tidak

berdampak luas dan dalam yang bisa mengakibatkan guncangan pada

keberlangsungan perusahaan.

Proses PR sebagai proses yang berkelanjutan (sustainable) perlu terus berjalan

mengingat lingkungan organisasi pun bergerak secara dinamis, sehingga

organisasi perlu menanggapi dinamika lingkungan tersebut. Relasi organisasi

dengan publiknya dipengaruhi kondisi internal dan eksternal organisasi. PR

perlu terus berusaha menjaga agar relasi antara organisasi dan publiknya tetap

berjalan pada jalur yang benar dan membawa kemaslahatan bagi organisasi

maupun publiknya. Dalam menanggapi dinamika lingkungan yang terkadang

bergerak secara eksponensial, diperlukan juga kegiatan PR yang dinamis

sehingga terjalin hubungan yang mesra dan keselarasan yang harmonis antara

perusahaan dan para stakeholdernya.

Contoh Kasus

1. Publik Internal vs Perusahaan

Para pegawai sebuah perusahaan terkemuka saat ini tengah dilanda keresahan.

Sebabnya tak lain karena perusahaan tempat mereka bekerja disinyalir

melakukan tindakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara diam-diam.

Diam-diam disini maksudnya, perusahaan tidak secara transparan menyatakan

bahwa di tubuh perusahaan itu sedang dilakukan rasionalisasi dan dengan

alasan apa. Namun, perusahaan melakukan hal yang dinilai kurang terpuji oleh

pegawainya yaitu mencari kesalahan kecil yang dilakukan oleh pegawai,

membujuk pegawai dengan dalih sebagai dokumentasi untuk menandatangani

surat pernyataan pengakuan telah berbuat kesalahan tapi ternyata surat

pernyataan tersebut dijadikan bukti atas kesalahan kecil tersebut dan digunakan

sebagai alasan mereka memutuskan hubungan kerja dengan pegawai tersebut.

Selain resah akan nasib pekerjaan mereka, para pegawai menilai tindakan

perusahaan tersebut dilakukan demi meminimalisir pengeluaran biaya. Jika

perusahaan melakukan PHK biasa biaya pesangon yang dikeluarkan lebih besar

dibandingkan jika perusahaan melakukan PHK disebabkan kesalahan yang

dilakukan pegawai.

Disini terlihat kepentingan public internal, dalam hal ini kepentingan pegawai

untuk memenuhi kebutuhan nafkah dengan bekerja di perusahaan ini

bertentangan dengan kepentingan perusahaan yang merasa perlu diadakan

penekanan biaya, salah satunya dengan mengurangi pengeluaran gaji pegawai

dengan cara PHK.

Perusahaan kurang menunjukkan goodwill dengan kebijakan mengenai

mekanisme PHK. Sejogjanya perusahaan lebih aware dan menyadari bahwa

yang kehilangan mata pencaharian bukan hanya satu orang pegawainya, tapi

juga keluarga yang dinafkahinya. Masalah Komunikasi jelas terlihat, dengan

tidak disosialisasikannya program PHK ini pada pegawai.

Saran & Solusi :

Ada beberapa saran yang dapat diajukan PR perusahaan sebagai jalan keluar

untuk masalah ini :

1. Perusahaan hendaknya menyadari bahwa kemelut diantara 1. pegawai dan

perusahaan ini berpotensi kuat menjadi masalah serius yang menyangkut

citra perusahaan bahkan krisis kepercayaan public. Tak bisa dipungkiri saat

ini telah terbentuk opini negative diantara para pegawai – public internal

yang juga asset perusahaan mengenai perusahaan tempat mereka bekerja.

  1. PR perusahaan bersama jajaran direksi mengomunikasikan (berdialog)

kepada para pegawai secara transparan mengenai apa yang tengah terjadi

di perusahaan, apakah ada masalah financial dan sebagainya.

  1. Perusahaan secara legowo mengakui akan diadakan program rasionalisasi

sehingga pegawai dapat bersiap-siap mencari pekerjaan di tempat lain.

  1. Perusahaan hendaknya juga memperlihatkan keprihatinan atas nasib

pegawai tersebut dan menunjukkannya dalam bentuk bonus di luar

pesangon. Perusahaan perlu diingatkan kembali bahwa pegawai adalah

asset tak ternilai suatu perusahaan, sehingga dapat lebih menghargai dan

memperlakukan pegawai sebagai manusia yang memiliki kebutuhan hidup,

perasaan, keluarga yang harus dinafkahi, harga diri dan sebagainya.

 

2. Publik Eksternal vs Perusahaan

Salah satu kasus lain adalah masalah bunga kredit perbankan. Seperti diketahui

salah satu keuntungan dan bank adalah menampung deposito nasabah dan

juga menyalurkan kredit untuk berbagai macam keperluan, mulai dari kredit

rumah, mobil, kredit tanpa agunan, kredit usaha dan lain-lain. Salah satu isu

sentral yang sering dibahas adalah tingginya bunga kredit di Indonesia, bahkan

di Asia termasuk bunga paling tinggi. Kisaran bunga KPR (Kredit Pemilikan

Rumah) di perbankan Indonesia saat ini berkisar antara 11 – 16 persen. Jika ada

yang memberikan di bawah 10 persen itu hanyalah bunga promo yang hanya

berlaku 1 tahun dan bertujuan untuk mengikat nasabah. Bunga bank sebetulnya

mengacu pada suku bunga Bank Indonesia (BI) yang sekarang berkisar pada

angka 6.45%. Jika membandingkan pada suku bunga deposito yang berkisar 4-6

persen sementara bunga kredit 10–15 persen, margin keuntungan bank sangat

besar sekali, bisa mencapai 10 persen! Padahal bunga KPR inilah yang

dikeluhkan memberatkan masyarakat yang ingin memiliki rumah namum

kemampuan financialnya terbatas untuk membeli secara tunai.

Pada saat suku bunga turun bank dengan segera menurunkan bunga deposito,

tapi tidak dengan suku bunga KPR. Ini tentu yang dikeluhkan masyarakat dan

dianggap sangat tidak fair. Namun pihak bank mengaku mereka akan rugi jika

serta merta langsung menurunkan bunga KPR saat SBI (Suku bunga Bank

Indonesia) turun, karena banyak deposito jatuh tempo jangka panjang yang

tertanam di bank mereka yang menggunakan suku bunga lama, yang tentunya

melebihi SBI saat ini. Jadi mereka akan merugi jika KPR serta merta turun

sementara mereka harus membayar bunga deposito dengan bunga yang lama.

Itulah yang menjadi alasan mereka begitu cepat menurunkan bunga deposito,

tapi tidak begitu untuk bunga KPR pada saat ada penurunan SBI. Namun pada

saat SBI naik, bank dengan segera menaikkan deposito dan juga bunga KPR.

Yang menjadi permasalahan adalah nasabah dan masyarakat tidak pernah tahu

berapa banyak deposito dan margin bunga yang ditanggung bank sehingga

mereka menunda menurunkan bunga KPR. Ketidakterbukaan bank ini juga

diperparah dengan persaingan antar bank dan juga keinginan bank

mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Saran & solusi :

Komunikasi, informasi dan sosialisasi tentang sistem perbankan belum banyak

diketahui dengan baik oleh nasabah sehingga nasabah tetap merasa tidak fair

dengan kondisi yang ada.

 

  1. Seharusnya pihak bank mengedukasi masyarakat baik melalui

pengumuman di bank, atau memberikan dalam bentuk surat setiap ada

kenaikan dan penurunan bunga ke nasabah termasuk alasan di dalamnya,

yang dijelaskan secara luas dan mendalam.

  1. Nasabah juga harus dapat berkomunikasi secara langsung baik melalui

website atau customer service dengan akses yang mudah dan berhak mendapatkan jawaban yang memuaskan.

  1. Selain itu pihak bank juga sebaiknya bertindak fair. Dan jika pihak bank

sudah melakukan tindakan positif ini sebaiknya di published ke masyarakat

sehingga mereka tahu bank mana yang peka dengan problem yang dialami

masyarakat dan mana yang tidak.

 

 

 

 

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Pada umumnya Stakholder biasanya di artikan sebagai orang yang akan mengambil peran aktif dalam eksekusi sistem mutu atau orang yang akan merasakan dampak signifkan dari penggunanya. Stakeholder ini biasanya berupa orang yang memiliki sebuah proses,orang yang kegiatannya mempengaruhi sebuah proses,atau orang yang harus berinteraksi dengan sebuah atau sekumpulan proses. Sifat dari hubungan perusahaan dengan stakeholders mengalami dinamis seiring berjalannya waktu. Beberapa pakar mengamati terjadinya pergeseran bentuk dari yang semula tidak aktif (inactive), menjadi reaktif (reactive), kemudian berubah lagi menjadi proaktif (proactive) dan akhirnya menjadi interaktif (interactive). Seorang pemangku kepentingan adalah seseorang yangmempunyai sesuatu yang dapat ia peroleh atau akan kehilanganakibat dari sebuah proses perencanaan atau proyek. Dalam banyaksiklus, mereka disebut sebagai kelompok kepentingan, dan merekabisa mempunyai posisi yang kuat dalam menentukan hasil suatuproses politik. Seringkali akan sangat bermanfaat bagi proyekpenelitian untuk mengidentifikasi dan menganalisa kebutuhan dankepedulian berbagai pemangku kepentingan, terutama bila proyekproyekini bertujuan mempengaruhi kebijakan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.dfid.gov.uk/pubs/files/toolsfordevelopment.pdf.

http://www.scu.edu.au/schools/gcm/ar/arp/stake.html

www.scenarioplus.org.uk/stakeholders/stakeholders_template.doc

[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Freeport_Indonesia

 Gambar

Standard

puisi

ikhlas

aku tak ingin cantik
jika kecantikanku akan menimbulkan bayang dalam pelupuk matamu
aku tak ingin cantik
jika kecantikanku akan menimbulkan sosok bayang dalam fikirmu
aku tak ingin canti
jika kecantikanku akan meninggalkan sebuah rasa di hatimu
aku tak ingin canti
jika kecantikanku akan membelokkan kelurusan niatmu
aku tak ingin cantik
jika kecantikan ku akan menggugurkan iklasmu
aku tak ingin cantik
jika kecantikanku meruntuhkan semangat juang dalam jihatmu

sungguh aku tak menginginkan cantik ini, tapi suatu hari nanti,
aku ingin menjadi yang tercantik jika diriku sudah kau ikat dalam sebuah janji,
sebuah janji yang katanya sekuat para nabi
insyaallah..

 

Standard